Bocah Jenius Semarang Sabet Medali Emas di Korea Selatan
Sabtu, 5 Desember 2015 - 15:38 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Bagi Muhammad Hilal Ariq (11), kegiatan bereksperimen merupakan kegemaran yang dijalani sejak masih sangat kecil. Siswa yang duduk di kelas 5 SDN 02 Pedurungan Semarang itu kini membuktikan bahwa hasil eksperimennya mampu bersaing di ajang perlombaan kelas dunia.
Ya, bocah imut dan lucu yang akrab disapa Hilal ini baru saja menyabet penghargaan kelas dunia, tepatnya ajang World Creativity Festival (WCF) 2015 di Daejeon, Korea Selatan. Sebuah ajang bergengsi yang mempertemukan bocah-bocah jenius asal berbagai belahan dunia. Indonesia salah satunya.
Hilal mampu terbang ke Korea setelah ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam ajang dunia itu. Tiket ke Korea didapatnya setelah mengantongi medali emas dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2015 di Yogyakarta bulan Maret lalu.
Hilal mampu menyabet medali emas di ajang WCF 2015 dalam kontes bertema The Winner of In-Contest Problem. Berkat kemampuan menggambarnya yang luar biasa, Hilal mampu mendapatkan apresiasi terbaik juri setelah menggambar logo untuk WCF 2016.
"Itu kategori individu. Saya dapat medali emas. Logo yang saya buat itu nanti akan dipakai buat logo lomba 2016 mendatang," kata Hilal di Semarang, Sabtu, 5 Desember 2015.
Tak sampai di situ, dia mendapat medali perunggu melalui eksperimennya asamnya dalam ajang yang sama. Hilal mengaku berkolaborasi dengan satu siswa lain, yakni Muhammad Iqbal Alviansyah, siswa SDN 1 Randegan, Banjarnegara, Jawa Tengah. Keduanya dipasangkan oleh Kemendikbud untuk kategori bakat sains dan seni.
Apa penelitian bocah jenius asal Semarang ini?
Secara terbuka putra pasangan Ludy Bustomi (46) dan Richa Sulfiyanti (45) ini membeberkannya dengan sangat detail. Hilal rupanya bereksperimen soal kemampuan mengetes kandungan asam menggunakan cairan mengandung iodin dan cairan asam yang akan dites.
Eksperimen Hilal diakui berawal dari kegemarannya membaca buku sains sejak usia kanak-kanak.
Terkait penelitiannya, bocah 11 tahun itu membaca buku yang memperlihatkan proses cek karbohidrat pada nasi dengan meneteskan iodin yang terkandung dalam obat luka. Masyarakat mengenal zat iodin sebagai obat merah.
"Iodin itu jika diteteskan ke dalam nasi akan berubah jadi ungu. Dari situ saya penasaran dan mencoba-coba dengan berbagai bahan, " ujar Hilal.
Salah satu bahan yang dipakainya adalah air jeruk lemon. Rupanya air jeruk lemon akan berubah menjadi jernih
Setelah dicairkan dengan zat iodin. Dari situ, ia kemudian mencari tahu dengan bantuan sejumlah guru pembimbing dan dosen sains selama satu bulan melakukan eksperimen lebih jauh tentang kandungan yang bereaksi menetralkan zat iodin tersebut.
"Sudah tiga kali eksperimen. Jadi semakin bening zat iodinnya, maka semakin besar kandungan asamnya," tandas siswa kelas 5A itu.
Hasil presentasi eksperimen Hilal dilakukan dengan Bahasa Inggris di depan sejumlah juri di ajang WCF Korea 2015, dan membuat juri terpukau. Bersama rekan setimnya Iqbal yang membantu presentasi itu lewat seni pantomim, keduanya mendapat apresiasi juri karena selain jenius juga sangat menghibur.
"Kata juri tim ini yang paling lucu. Semuanya terhibur dan ketawa," ucap dia
Sementra itu, Kepala SDN Pedurungan Tengah 02, Sutikno, mengaku bangga dengan hasil inovasi anak didiknya tersebut.
Meski tak memiliki rencana untuk mematenkan hasil eksperimen itu, pihaknya akan terus memotivasi dan memfasilitasi para siswa dalam berkarya.
"Kami terus berusaha memfasilitasi dan membantu sampai kemarin bisa memenangkan OSN 2015 di Yogyakarta. Intinya kami sangat bangga dengan prestasi siswa kami, " kata dia.