Seperempat Persen PDB ASEAN Ada di Indonesia

Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Industri dalam negeri sampai saat ini dinilai belum bisa dikatakan berdaya saing tinggi. Dengan kondisi seperti ini, perspektif yang menganggap Indonesia belum siap untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pun semakin melekat.

Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah, mengatakan dalam hitungan minggu sebelum menghadapi MEA, industri lokal diakui belum berdaya saing tinggi. 

Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, industri domestik dianggap belum mampu.

"Singapura dan Malaysia kini jadi akses supply. Kita justru masih akses demand. Kelas menengah tumbuh tinggi, tapi supply kurang. Untuk menutupi, sisanya kita harus impor," ujar Firmanzah, di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.

Menurut Firmanzah, dibutuhkan peran dari pemerintah guna mendorong industri dalam negeri. Dengan demikian, dampaknya tidak hanya akan diterima oleh industri itu sendiri, melainkan mampu menjadikan industri dalam negeri menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

"Peluang pasar masih sangat terbuka. Teman kita di Filipina dan Thailand ini sebetulnya butuh produk dari Indonesia. Kita punya kesempatan untuk masuk ke pasar mereka," kata dia.

Momentum MEA, kata dia, harus dimanfaatkan dengan sangat baik. Sebab, menurut Firmanzah, pasar Indonesia adalah pasar yang lebih menggiurkan dibandingkan negara lain. 

Terbukti, hampir 26 persen pertumbuhan domestik bruto (PDB) ASEAN berasal dari Indonesia.

"Sekitar 25-26 persen PDB ASEAN ada di Indonesia. 40 persen kelas menengah ada di sini. Sebenarnya, kita ini negara super power ASEAN. Kita harus confidence," ungkapnya.