Begini Tampang Fosil Dinosaurus Seukuran Anjing

Ilustrasi dinosaurus seukuran anjing
Sumber :
  • www.dailymail.co.uk

VIVA.co.id - Ilmuwan Universitas Bath, Inggris, telah mengungkap fosil dinosaurus seukuran anjing. Fosil purba bertanduk itu merupakan fragmen tulang rahang dari makhluk purba tersebut.

Peneliti yang menemukan tulang itu mendalami temuannya dan kemudian berkesimpulan, sisa tulang yang ditemukan merupakan bagian dari tulang dinosaurus mini tersebut.

Fosil tulang itu, tulis peneliti, juga membuktikan adanya kesenjangan evolusi dinosaurus di wilayah timur dan barat di Amerika Utara. 

Fosil yang dipelajari peneliti ternyata berasal dari sepupu dinosaurus Triceratops yang lebih kecil.

Dikutip dari Irish Times, Senin, 30 November 2015, peneliti mengatakan dinosaurus seukuran anjing itu diperkirakan berkeliaran di Amerika Utara bagian timur sekitar 100 juta tahun lalu.

Fragmen tulang rahang yang ditemukan membuktikan ada evolusi dinosaurus di benua Amerika Utara pada masa lalu.

Salah satu peneliti temuan itu, Nick Longrich dari Milner Centre for Evolution Departemen Biologi dan Biokimia Universitas Bath, mengatakan awalnya dia dan timnya tak bisa mendeteksi dengan pasti keakuratan spesies yang ditemukan, tapi fragmen tulang itu punya simpul aneh ke rahang.

Ini menyebabkan gigi pada fosil melengkung ke bawah dan keluar dalam bentuk paruh.

Fosil tulang rahang yang ditemukan menunjukkan lebih ramping dari fosil Ceratopsia yang ditemukan di Amerika Utara bagian barat. Untuk diketahui, Ceratopsia merupakan kelompok dinosaurus bertandung pemakan tumbuhan yang hidup pada periode Cretaceous.

Bukti itu menunjukkan bahwa dinosaurus punya diet berbeda dan berevolusi sepanjang jalur evolusi yang berbeda.

"Seperti halnya banyak hewan dan tumbuhan yang ditemukan di Australia hari ini yang mana sangat berbeda untuk ditemukan di wilayah lain di dunia," kata peneliti tersebut.

Hal itu, kata Longrich, tampaknya karena hewan di bagian timur Amerika Utara pada periode Cretaceous Akhir, sekitar 66 sampai 100 juta tahun lalu, berkembang dengan cara yang sama sekali berbeda dengan yang ditemukan di bagian barat Amerika Utara karena periode panjang isolasi.

Perbedaan evolusi itu, kata peneliti, tak lepas perbedaan wilayah hidup dinosaurus di daratan Amerika Utara.

Peneliti mengatakan pada masa akhir periode Cretaceous akhir, daratan Amerika Utara masih terpisah menjadi dua benua oleh laut dangkal. Lautan itu, yakni Western Interior Seaway yang membentang dari Teluk Meksiko sampai ke Samudera Arktik.

Saat itu, dinosaurus diperkirakan hidup di wilayah barat kontinen yang disebut Laramidia.

Beberapa fosil dinosaurus berasal dari 'benua hilang' bagian barat Appalachia yang telah ditemukan sebagai area yang sangat padat vegetasi. Dengan demikian wilayah ini susah untuk ditemukan dan eskavasi fosil.

Temuan itu juga menandakan teori dua daratan massa yang dipisahkan oleh aliran air, menghentikan hewan pada masa itu bergerak di antara kedua wilayah. Kondisi ini menyebabkan hewan di area Appalachia berevolusi secara langsung berbeda, dan hasilnya yaitu dinosaurus yang terlihat sangat aneh.

"Mempelajari fosil dari periode ini, saat permukaan lautan sangat tinggi dan daratan sepanjang bumi sangat terfragmentasi, itu seperti melihat beberapa percobaan independen dalam evolusi dinosaurus," kata dia.

Pada saat daratan Amerika Utara terpisahkan oleh lautan, wilayah daratan lain yaitu Amerika Utara bagian timur, Eropa, Afrika Amerika Selatan, India dan Australia, saat itu terisolasi oleh air.

Peneliti menyebutkan dengan kondisi itu, masing-masing kepulauan daratan tersebut akan telah mengevolusi secara khas dinosaurus yang tinggal di wilayah tersebut. Jadi, peneliti mengatakan ada kemungkinan banyaknya spesies dinosaurus yang ditemukan di area tersebut.

Fosil dinosaurus seukuran anjing itu telah tersimpan di Peabody Museum, Universitas Yale, Amerika Serikat. (ase)