Kucing Jadi Rahasia Belgia Dongkrak Pariwisata
Senin, 30 November 2015 - 14:06 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Belgia kini harus memutar otak untuk kembali mendongkrak sektor pariwisatanya pasca penutupan selama lima hari. Mereka terpaksa melakukan penutupan dan memberlakukan sistem keamanan yang ketat, untuk memburu salah satu otak serangan teror Paris.
Laman Al Arabiya, edisi akhir pekan melansir pernyataan Kepala Kantor Pariwisata Brussel, Patrick Bontick yang menyebut terjadinya penurunan sekitar 20 persen dalam pemesanan tiket ke Brussel pada pekan lalu. Dia kemudian menggunakan kucing sebagai maskot tak resmi.
Foto kucing sempat membanjiri media sosial di Belgia lantaran polisi meminta agar warga setempat tidak mengunggah informasi mengenai razia yang tengah terjadi di dalam negeri. Permohonan itu didengar oleh warga Belgia. Alih-alih mengunggah operasi polisi yang tengah berlangsung, para pengguna akun Twitter mencuit beragam foto kucing, termasuk foto kucing yang melakukan penyamaran sebagai polisi penembak jitu dan bahkan mengenakan topi bowler yang menjadi ciri pelukis surealis Belgia, Rene Margritte.
Melihat respons yang demikian positif, polisi kemudian mencuit sebuah foto makanan kucing sebagai ucapan terima kasih atas bantuannya. Kini, pejabat pariwisata Belgia menggunakan foto-foto kucing itu di depan bangunan yang menjadi ciri khas Belgia. Harapannya, jika foto itu dilihat turis, maka mereka tertarik untuk berkunjung ke Belgia.
Harapan serupa turut diungkap oleh juru bicara Atomium Brussel, Inge Van Eycken. Dia mengatakan tidak ada alasan untuk menutup atraksi di sana hanya karena khawatir terhadap terorisme. Eycken turut berharap dengan adanya video dan foto yang menampilkan kucing itu, bisa mendorong pariwisata.
Baca Juga :
"Kami pikir beberapa kucing akan membantu," ujar Eycken.
Kekhawatiran itu sebelumnya sempat dirasakan oleh turis asal Suriah, Douri Zaharwi. Dia mengaku cukup khawatir ketika ingin berkunjung ke Brussel usai melihat ketatnya pengamanan di sana. Tetapi, pada akhirnya, Zaharwi memutuskan tetap datang.
"Saya sangat sedih dan terkejut. Negara ini tidak layak menerima hal semacam ini," ujar Zaharwi.