Khotibul: Semua Agama Melarang Aksi Tawuran
Minggu, 29 November 2015 - 19:46 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Tawuran dikalangan remaja, acapkali disulut oleh kondisi disekitarnya yang tidak mendukung. Dimulai dari kondisi keluarga, sekolah dan lingungan sosialnya. Karena itu, setiap kali terjadi tawuran, tidak boleh hanya menyalahkan salah satu pihak saja. Misalnya pihak sekolah.
Pernyataan itu disampaikan anggota Fraksi Partai Demokrat MPR RI Khotibul Umam Wiranu, dihadapan peserta Jambore Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Jatinangor, Bandung Jawa Barat, pada Sabtu 28 November 2015.
Pelajar yang kerap terlibat dalam tawuran menurut Khotibul, acapkali karena memiliki masalah dengan keluarga. Minimal, keluarganya kurang ketat dalam mengawasi pergaulan dan kegiatan anaknya. Sehingga si anak merasa tidak diperhatikan atau malah kurang diterima keluarganya sendiri.
"Sebagai pelampiasannya si anak mencari kompensasi, dan turut serta dalam pergaulan yang kurang baik. Lebih parah lagi kalau dia terjerumus pada kehidupan hitam. Melakukan pencurian dan penyalahgunaan narkoba", kata Khotibul menambahkan.
Untuk menghadapinya, seluruh lingkungan, dimulai dari keluarga hingga lingkungan sosial harus terlibat dalam pembinaan kepada anak-anak. Dan tidak membiarkan generasi muda terjerumus dalam kehidupan hitam.
"Kalau mereka terlibat dalam tindak kriminal, maka hukum harus ditegakkan, terutama untuk menumbuhkan sifat jera", kata Khotibul.
Akan lebih baik lagi para remaja itu didekatkan dengan ajaran agama. Karena ajaran agama apapun, tidak ada yang membolehkan adanya perkelahian.
Baca Juga :
Pernyataan itu disampaikan anggota Fraksi Partai Demokrat MPR RI Khotibul Umam Wiranu, dihadapan peserta Jambore Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Jatinangor, Bandung Jawa Barat, pada Sabtu 28 November 2015.
Pelajar yang kerap terlibat dalam tawuran menurut Khotibul, acapkali karena memiliki masalah dengan keluarga. Minimal, keluarganya kurang ketat dalam mengawasi pergaulan dan kegiatan anaknya. Sehingga si anak merasa tidak diperhatikan atau malah kurang diterima keluarganya sendiri.
"Sebagai pelampiasannya si anak mencari kompensasi, dan turut serta dalam pergaulan yang kurang baik. Lebih parah lagi kalau dia terjerumus pada kehidupan hitam. Melakukan pencurian dan penyalahgunaan narkoba", kata Khotibul menambahkan.
Untuk menghadapinya, seluruh lingkungan, dimulai dari keluarga hingga lingkungan sosial harus terlibat dalam pembinaan kepada anak-anak. Dan tidak membiarkan generasi muda terjerumus dalam kehidupan hitam.
"Kalau mereka terlibat dalam tindak kriminal, maka hukum harus ditegakkan, terutama untuk menumbuhkan sifat jera", kata Khotibul.
Akan lebih baik lagi para remaja itu didekatkan dengan ajaran agama. Karena ajaran agama apapun, tidak ada yang membolehkan adanya perkelahian.