Tips Merawat Kain Tradisional Agar Tak Cepat Pudar

Eksplorasi Kain Tradisional Oscar Lawalata di Jakarta Fashion Week 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Indonesia memiliki banyak peninggalan di berbagai kota, salah satunya adalah kain tradisional. Kain tersebut dapat dikatakan sebagai identitas dan kekayaan yang harus dilestarikan keberadaanya.


Untuk menyimpan dan merawat kain tradisional ternyata tidaklah mudah. Sering kita tidak menyadari kualitas kain yang awalnya prima menjadi rusak karena kelembaban dan serangga.


Menjaga koleksi kain tradisional, seperti kain batik, tenun dan songket ternyata membutuhkan kiat yang berbeda dalam perawatannya. Sebab bila asal-asalan, hal tersebut akan merusak benang dan warnanya.


"Untuk merawat kain tradisonal, jika tidak terlalu kotor, cuci dengan air hangat, lerak atau sabun khusus. Jangan menggunakan detergen. Saat mencucinya pun jangan dikucek-kucek," ujar Chitra Subyakto saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 28 November 2015.


Kemudian dia menambahkan, setelah dicuci sebaiknya digantung menggunakan hanger dan dijemur di tempat yang teduh. Hindari memeras kain. Saat menjemur, tarik tepian kain agar serat yang terlipat kembali seperti sedia kala.


Setelah kering, jangan menyetrika secara langsung, melainkan dilapisi dulu dengan kain lain. Pilih suhu panas paling rendah, terutama bila kain terbuat dari bahan sutera.


Selesai disetrika, simpan dalam plastik agar tidak dimakan rayap. Namun untuk tenun dan songket sebaiknya digulung untuk menjaga tekstur dan kelenturan benang tetap terjaga.


Jangan gunakan kapur barus karena zat padat ini terlalu keras hingga merusak kain. Letakkan beberapa lada atau merica dalam bungkusan, atau akar wangi.