Misi ke Bulan, Jepang Pakai Teknologi Pengenalan Wajah
- news24.com
VIVA.co.id - Ambisi Jepang untuk sejajar dengan negara lain dalam eksplorasi bulan makin kencang. Badan kebijakan antariksa Jepang, Kamis 12 November 2015 waktu setempat mengumumkan akan meluncurkan misi tak berawak ke satelit bumi tersebut. Misi ini disebutkan akan dilakukan pada 2019.
Dikutip dari Engadget, Jumat 13 November 2015, laporan Wall Street Journal Jepang menyebutkan, pemerintah Negeri Matahari Terbit itu ingin menjadi negara keempat yang berhasil menempatkan misinya di permukaan bulan.
Sebelumnya, pada 2013, negeri tetangga Jepang yaitu China telah berhasil menempatkan misi tak berawak di bulan. Keberhasilan China itu mengikuti kesuksesan pendaratan dalam misi yang dijalankan Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Pemerintah Jepang mengatakan dalam mendaratkan misinya ke bulan, menggunakan teknologi canggih terbaiknya. Robot pendarat bulan Jepang itu akan menggunakan piranti lunak pengenal wajah. Teknologi ini dipakai untuk secara drastis meningkatkan akurasi pada titik pendaratan.
Akurasi pendaratan merupakan salah satu tantangan misi di antariksa. Sebagaimana diketahui pada tahun lalu, misi pendaratan robot Philae pada komet 67P tak mulus. Robot Philae sempat memantul tiga kali, meleset dari titik pendaratan yang telah ditentukan. Akhirnya Philae berhenti pada titik yang tak ideal untuk menjalanan eksplorasi.
Untuk itu, teknologi yang dibawa pada pendarat Jepang ini diharapkan bisa mengurangi problem seperti Philae tersebut.
Jepang mengatakan teknologi pengenalan yang terpasang pada pendarat bisa memindai permukaan bulan dan membuat pendaratan yang mulus. Jepang memperkirakan jika pun meleset dari titik pendaratan yang ditentukan, pendarat pun hanya meleset sekitar 100 meter saja dari titik yang telah ditetapkan. Skema ini dibilang merupakan penerapan teknologi yang lebih baik dari misi pendaratan bulan oleh AS, China maupun yang lainnya.
Disebutkan jika teknologi yang memuluskan pendaratan ini bisa sukses diterapkan pada misi bulan, akan menjadi terobosan bagi eksplorasi antariksa selanjutnya misalnya eksplorasi dan pendaratan di Planet Mars.