Remaja Ini Temukan Pembangkit Mikrohidro untuk Listrik Desa

Gamma Abdurrahman Thohir
Sumber :
  • Viva.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id - Bagi kebanyakan remaja sekolah menengah atas mungkin tidak pernah terpikir untuk bisa membuat proyek pembangkit energi. Namun lain halnya dengan pelajar kelas 10 dari Sekolah Global Jaya Bintaro, Gamma Abdurrahman Thohir.

Di usianya yang menginjak 15 tahun, Gamma sudah bisa membantu desa-desa tertinggal yang belum merasakan energi listrik. Desa Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, adalah desa terpencil yang menjadi target Gamma untuk dibantu.

Gamma bercerita, awal ia terinpirasi untuk proyek yang dinamai Microhydro for Indonesia Project itu. Bermula dari ketertarikannya sejak kecil dalam bidang energi. Mainan elektronik selalu menjadi sumber rasa ingin tahunya yang besar.

“Hobi saya basket sama elektronik. Papa kan juga kerja di bidang energi. Jadi itu sudah muncul dan suka itu sejak kecil,” ujar Gamma kepada VIVA.co.id di Pacific Place, Jakarta, Kamis 12 November 2015.
 
Selain itu, remaja yang bercita-cita ingin meraih kesuksesan di bisnis energi itu menyatakan motivasi kuat juga terinspirasi dari ilmuwan Thomas Alfa Edison, yang menciptakan bohlam lampu dan mengubah dunia. Ia mengaku selalu terngiang dengan kata-kata Thomas 'I’ve never failed, I just found 10.000 unsuccesful ways'.
 
Ia pun menyadari bahwa di Tanah Air terjadi ketidakseimbangan bagi masyarakat kota dan desa. Masih banyak masyarakat desa terpencil yang belum teraliri listrik. Kemudian riset demi riset pun ia cari. Barulah ia menemukan teknologi mikrohidro, yang ia anggap bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia.  Ternyata ia menjadikan Microhydro for Indonesia Project sebagai tugas akhir kenaikan kelas.
 
“Saya ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk mesyarakat Ciptagelar. Melalui proyek ini saya berharap akan semakin banyak masyarakat di desa yang memiliki akses terhadap listrik. Sehingga keberadaan listrik akan ikut menumbuhkan usaha-usaha kecil yang bermanfaat bagi peningkatan ekonomi desa,” ungkap Gamma.
 
Selain itu, Gamma menambahkan, desa Ciptagelar memiliki keindahan alam dan keunikan tersendiri baginya.
 
“Aku tertarik karena desanya unik. Sudah ada stasiun tv, radio tapi listrik masih belum rata,” tambahnya.
 
Institusi Bisnis Kerakyatan (IBEKA) dan CV Cihanjuang Inti Teknik menjadi tempat remaja kelahiran tahun 2000 itu belajar pembangkit MicroHydro. Inisiatif Microhydro for Indonesia Project itu ternyata menggerakkan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) untuk memberikan pendampingan demi keberhasilan proyek tersebut.
 
“Kami turut bangga dengan proyek yang diinisasi oleh Gamma, yang akan dipersembahkan untuk masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Semoga Microhydro for Indonesia dapat menginspirasi anak-anak muda lainnya terus belajar dan akhirnya mampu berkontribusi nyata dengan melakukan seusatu untuk sebuah perubahan yang lebih baik,” ujar Direktur YABN, Okty Damayanti.
 
Okty menambahkan, sepanjang sejarah YABN membina pemuda, Gamma menjadi pelajar pertama melakukan proyek yang dianggap luar biasa.
 
“Selama ini kebanyakan mahasiswa. Ini bukan proyek biasa. Ini pertama kalinya anak seusia Gamma melakukan ini,” sebutnya.
 
Gamma menargetkan pembangkit microhydro berkapasitas sekitar 30-40 MW yang akan beroperasi pada Juli 2016. Gamma juga mengajak teman-teman seusianya yang berminat untuk menyempurnakan proyek tersebut. Rentang waktu hingga Juli tahun depan, Gamma akan melakukan riset lebih lanjut, termasuk estimasi biaya. Ia pun mengatakan terbuka untuk umum jika ingin berkontribusi membantu pembiayaan project.
 
“Kalau ada yang sponsor, kita open. Untuk sekarang masih independen,” katanya.

Turbin teknologi Mycrohydro yang akan digunakan Gamma dibuat oleh CV Cihanjuang Inti Teknik. (ren)