Ekspor Sawit ke Afrika Naik Hingga 340%
Selasa, 10 November 2015 - 15:34 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memastikan, ekspor minyak sawit untuk industri Tanah Air pada Oktober 2015, meningkat dengan adanya permintaan yang signifikan dari beberapa negara.
Dari catatan GAPKI, harga rata-rata crude palm oil (CPO) global pada Oktober 2015, terdongkrak naik menjadi US$578,2 per metrik ton atau naik 9,7 persen dibandingkan rata-rata Sepember 2015, di angka US$526,9 metrik ton.
"Ekspor sawit Indonesia terdongkrak oleh permintaan yang signifikan dari beberapa negara seperti Afrika, Amerika, China dan India," ujar Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan di Jakarta, Selasa 10 November 2015.
Menurut dia, ekspor minyak sawit Indonesia ke negara-negara Afrika mencatatkan ekspor terbesar atau mengalami kenaikan yang paling signifikan dibandingkan negara-negara lainnya.
Ia mengatakan, ekspor minyak sawit ke negara-negara Afrika, kenaikannya hingga mencapai 340 persen.
"Negara-negara Afrika sepanjang Oktober, membukukan impor minyak sawit Indonesia sebanyak 259 ribu ton, atau meningkat 340 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 58,93 ribu ton," katanya
Fadhil menambahkan, untuk ekspor minyak sawit ke China juga telah membukukan kenaikan permintaan 36 persen menjadi 378,97 ribu ton. Di mana pada September, hanya membukukan 278,99 ribu ton.
"Kenaikan permintaan juga dibukukan oleh negara-negara Timur Tengah, yang naik 21 persen dan India naik 11 persen," ujarnya.
Baca Juga :
Meski begitu, lanjut dia, untuk negara-negara Asia lainnya seperti negara Pakistan dan Bangladesh, justru sebaliknya.
Fadhil menilai, negara tersebut mencatatkan penurunan permintaan minyak sawit dari Indonesia, masing-masing sebesar 54 persen dan 35 persen.
Sementara itu, kenaikan permintaan ekspor sawit saat ini juga mengalami meningkatan oleh negeri Paman Sam, Amerika Serikat, yang tercatat telah mencapai 133 persen menjadi 117,74 ribu ton.
"Bila dibandingkan bulan sebelumnya, di mana permintaan hanya 50,62 ribu ton," kata Fadhil. (asp)