Duta Besar Indonesia Diminta Ikut Gaet Investor

Sumber :
VIVA.co.id
-  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meminta kepada Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk berperan aktif menarik investasi dari calon investor-investor asing.

BKPM menilai hal ini cukup penting di tengah situasi perlambatan ekonomi dunia dan kompetisi negara-negara untuk menarik minat investasi global. 

Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengatakan, peran duta besar penting untuk mendorong investasi berkualitas masuk Indonesia. Lalu, perwakilan RI dapat berperan sebagai jendela pemasaran. 

"Terutama untuk secara aktif mempromosikan perkembangan peluang dan iklim investasi di Indonesia kepada calon dan existing investor, khususnya di sektor-sektor prioritas," kata Franky di Jakarta, Selasa 10 November 2015.

Ia menjelaskan berdasarkan data yang dirilis oleh Financial Times, periode Januari-Agustus 2015, Asia-Pasifik merupakan satu-satunya kawasan yang memiliki pertumbuhan investasi yang positif, 19 persen (year-on-year). Asia-Pasifik menyerap 44 persen dari total PMA global terbesar di dunia.

“Di kawasan ASEAN, Indonesia merupakan negara tertinggi yang menyerap 26 persen investasi global yang masuk di ASEAN,” kata dia.
 
Franky menambahkan, saat ini pemerintah memiliki target nilai investasi yang cukup ambisius di antaranya realisasi PMA dan PMDN naik dua kali lipat selama lima tahun mendatang, atau lebih dari Rp3.500 triliun. 

“Untuk proporsi investasinya terbagi menjadi 64 persen PMA dan 36 persen PMDN. Dari sisi Indonesia sentris, investasi di luar Pulau Jawa berkontribusi minimal 62 persen,” ujar dia.
 
Sementara dari sisi sektor, menurut Franky, industri manufaktur menjadi sektor utama dengan kontribusi 55,5 persen. 

“Untuk itu, investasi harus tumbuh rata-rata 15,1 persen per tahun. Kami optimistis, tahun ini target tersebut akan terlampaui. Namun, kami butuh dukungan dari Dubes dan Perwakilan RI untuk menjadi jendela pemasaran investasi Indonesia,” tuturnya. 

Seperti dikehatui, nilai realisasi investasi hingga triwulan III 2015 meningkat 16,7 persen (year-on-year), menjadi Rp400 triliun. Namun, nilai ini belum termasuk investasi di sektor keuangan dan hulu migas.

Penyerapan tenaga kerja langsung tumbuh 16,5 persen dibandingkan 2014. Hampir semua sektor prioritas tumbuh. Industri hilirisasi sumber daya mineral serta pariwisata dan kawasan mencatat kenaikan tertinggi, 67 persen dan 63 persen. Sementara, industri padat karya masih belum pulih dengan penurunan realisasi investasi sebesar 13 persen.