Fadli Zon: Menteri Teknis yang Harus Dievaluasi
Rabu, 4 November 2015 - 13:57 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Berbicara soal reshuffle kabinet, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon melihat dari masukan-masukan masyarakat memang sudah diperlukan reshuffle untuk yang berikutnya.
"Sebetulnya momentum pada waktu reshuffle kemarin, tapi kan Presiden hanya melakukan pada menteri-menteri koordinator secara terbatas. Sekarang pada menteri-menteri teknis lah harus di evaluasi," ujar Fadli Zon di Senayan, Rabu 4 November 2015.
Lebih lanjut dijelaskannya, kecuali Presiden merasa timnya sudah hebat mungkin tidak perlu ada reshuffle.
"Dari masukan masyarakat, banyak sekali kelemahan dari kabinet-kabinet sekarang ini, terutama ekonomi, politik, hukum," katanya.
Ia menegaskan, mau mengganti menteri harus cari orang-orang yang tepat dan juga tahu mana yang harus diganti.
"Misalnya BUMN, ini kan jelas dalam persoalan PMN menjadi masalah, dan tidak pernah ada suatu preseden Kementerian BUMN meminta PMN sedemikian besar. Presedennya tidak ada dalam sejarah. Seharusnya BUMN itu memberikan kontribusi bagi APBN kalau hanya menggerogoti APBN itu berarti tidak sukses," kata politisi Gerindra.
Baca Juga :
"Sebetulnya momentum pada waktu reshuffle kemarin, tapi kan Presiden hanya melakukan pada menteri-menteri koordinator secara terbatas. Sekarang pada menteri-menteri teknis lah harus di evaluasi," ujar Fadli Zon di Senayan, Rabu 4 November 2015.
Lebih lanjut dijelaskannya, kecuali Presiden merasa timnya sudah hebat mungkin tidak perlu ada reshuffle.
"Dari masukan masyarakat, banyak sekali kelemahan dari kabinet-kabinet sekarang ini, terutama ekonomi, politik, hukum," katanya.
Ia menegaskan, mau mengganti menteri harus cari orang-orang yang tepat dan juga tahu mana yang harus diganti.
"Misalnya BUMN, ini kan jelas dalam persoalan PMN menjadi masalah, dan tidak pernah ada suatu preseden Kementerian BUMN meminta PMN sedemikian besar. Presedennya tidak ada dalam sejarah. Seharusnya BUMN itu memberikan kontribusi bagi APBN kalau hanya menggerogoti APBN itu berarti tidak sukses," kata politisi Gerindra.