Sutradara Indonesia Ini Sukses Garap Film Hollywood

Brush With Danger
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Tudji Martudji/ Surabaya
VIVA.co.id
- Kabar gembira untuk penggemar film Hollywood. Mulai 26 November 2015, film berjudul Brush with Danger karya sutradara Livi Zheng, perempuan muda asal ‎Jawa Timur yang juga tampil sebagai bintang pemerannya, akan tayang di Indonesia.


Film yang mendapat apresiasi dunia ini, digarap bersama kru film Hollywood peraih Emmy Award dan nominasi Piala Oscar.


"Proses syuting Brush with Danger seluruhnya dilakukan di Amerika Serikat, yakni di Seattle dan Los Angeles," ujar Livi dalam kuliah singkatnya di Universitas Petra Surabaya, Selasa 3 Nopember 2015.


Film ini telah sukses di bioskop-bioskop di Amerika Serikat, yang ditayangkan selama dua bulan. Untuk pertama kali, film garapan anak bangsa ini juga diperhitungkan dalam seleksi nominasi Oscar kelompok film Hollywood.


"Brush with Danger masuk dalam seleksi nominasi Oscar untuk kategori Best Picture pada ajang Academy Awards ke-87," tambah Livi.


Disebutkan, dalam perjalanan lolosnya seleksi, tidak tanggung-tanggung, film ini harus bersaing dengan film Interstellar, The Hunger Games, Mockingjay Part I dan film Birdman.


Pada kesempatan itu, Livi juga menceritakan perjuangan dan perjalanannya, juga cita-citanya mewujudkan impian agar film garapannya ini bisa dibuat oleh produser Negeri Paman Sam tersebut. Dia mengaku tak patah semangat saat menawarkan skenario untuk diangkat ke layar lebar.


"Sekali ditolak, dua kali ditolak, tiga kali juga ditolak dan terus saya perbaiki, hingga akhirnya penolakan sampai ke 32 kali. Setelah itu ada jawaban skenario saya bisa difilmkan," kenangnya.


Pemeran utama film ini, Livi Zheng dan Ken Zheng, juga mendapat kehormatan menghadiri perhelatan Academy Awards bersama Joseph Gordon Levitt, Amy Adams dan Anna Kendrick.


Brush with Danger bercerita tentang perjuangan kakak beradik yang merupakan ‎imigran gelap dari Asia, Alice dan Ken. Mereka adalah pelukis dan petarung yang menjadi imigran gelap di Amerika Serikat.


Keduanya menumpang kapal kargo yang kemudian mendarat di Seattle, Washington. Saat terlunta-lunta sebagai tunawisma dan pengangguran yang hidup di jalanan, muncul kreatifitasnya. Selain menjual lukisan kelas jalanan, keahliannya bela diri juga dipertontonkan, demi mendapat uang receh untuk makan dan bertahan hidup.


Film ini dikemas dengan adegan-adegan action yang seru. Itu karena Livi juga mahir bela diri, sehingga bisa memukau dan diakui banyak pihak.


Dari cerita tersebut, kemudian muncul Justus Sullivan, pemilik galeri seni, yang menampung bakat keduanya. Dalam perjalanannya, Alice dipaksa memalsukan sebuah lukisan klasik karya Van Gogh. Akibatnya, dua bersaudara ini terlibat kriminal di negeri adidaya itu, dan jiwa ‎keduanya pun terancam.

Dari catatannya, Livi meraih 26 medali dan piala di berbagai pertandingan bela diri di tingkat internasional. Di antaranya, USA World Championship Las Vegas dan juga US Open, Florida.


Ken juga sama, sejumlah prestasi membanggakan banyak disabet. Saat di usia 16 tahun, ia telah berhasil keluar sebagai Juara ‎Nasional Wushu. Juga berbagai pertandingan bela diri di Amerika Serikat. (one)