Pemerintah Dinilai Tak Percaya Diri Patok Dolar Rp13.900

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id - Pemerintah dinilai kurang percaya diri terhadap perekonomian dalam negeri pada tahun 2016. Hal tersebut tercermin dalam hasil pembahasan rancangan anggaran pendapatan belanja negara (RAPBN) 2016 yang telah disahkan.

Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Suryani SF Motik, menilai hal tersebut tercermin dalam penetapan kurs rupiah dalam asumsi makro pada tahun depan. 

Pemerintah menetapkan asumsi makro kurs rupiah sebesar Rp13.900 per dolar Amerika Serikat (AS).

Suryani berpendapat, kurs rupiah terhadap dolar AS pada tahun depan masih mungkin bisa Rp13.250 per dolar AS. 

"‎Tahun depan Rp13.250 per dolar AS masih mungkin, karena kisarannya Rp13.600 per dolar AS. Kenapa dinaikkan Rp13.900 per dolar AS. Saya melihat pemerintah ini tidak 'pede' (percaya diri)," kata Suryani, dalam acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2015.

Selain itu, Suryani juga menyoroti mengenai pertumbuhan ekonomi tahun 2016 yang dipatok hanya 5,3 persen. Padahal, menurutnya, angka tersebut bisa tumbuh lebih tinggi lagi.

Tidak hanya itu, Suryani juga mengkritik angka inflasi yang dinilai masih tinggi. 

"Lalu inflasi yang masih tinggi 4,7 persen, padahal ini bisa ditekan karena penyebabnya kan soal makanan, impor beras, daging dan sebagainya," ujar Suryani.