Wakil Ketua MPR: Pemuda Jangan Minder
Kamis, 29 Oktober 2015 - 14:57 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Rangkaian kegiatan Wakil Ketua MPR RI Mahyudin, di kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis 29 Oktober 2015 diawali dengan kunjungan silaturahmi ke SMA Negeri 1 Kendari. Pada kunjungan tersebut, Mahyudin memberikan ceramah motivasi kepada sekitar 200 siswa dan siswi serta para guru.
Siswa pelajar SMA, menurut Mahyudin, adalah generasi muda yang harus diperhatikan juga sebab ditangan merekalah tongkat kepemimpinan berganti.
"Apalagi masih dalam suasana sumpah pemuda. Sumpah pemuda adalah momen keberanian, kejujuran dan kebersamaan. Pemuda Indonesia jangan minder harus berani berkompetensi. Generasi muda Indonesia harus berani berkompetisi internal dan global," ujarnya.
Selain itu, Mahyudin juga memotivasi generasi muda supaya berani bermimpi dan berkhayal karena tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan menghendaki.
"Kita harus punya khayalan dan bermimpi harus bermimpi menjadi hebat atau menjadi orang hebat. Kalau bermimpi saja tidak berani, jangan hidup sekalian. Tidak ada yang tidak mungkin. Nah, setelah bermimpi dan berkhayal capailah mimpi dan khayal tersebut, karena ada selalu harapan bagi yang berdoa dan berusahalah dengan jujur dan keras," katanya.
Mahyudin memberikan contoh perjalanan hidupnya yang jauh dari kenyamanan hidup dan sangat keras menjalani hidup. Tapi, dengan mimpi, khayal menjadi orang hebat dengan dibarengi doa, mental jujur dan usaha keras maka semua mimpi dan khayal terwujud saat ini.
Di sela-sela penyampaian ceramah motivasi, Mahyudin menyelipkan materi soal Empat Pilar MPR RI ( Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika ).
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin sangat mengapresiasi para pelajar SMAN 1 Kendari yang sangat menguasai soal-soal Empat Pilar tersebut, ini terbukti saat Mahyudin menggelar kuis soal Pancasila dan UUD dijawab dengan cepat dan tepat.
Di akhir sesi, para pelajar diberikan kesempatan bertanya apapun soal kenegaraan. Salah seorang pelajar putri mempertanyakan soal skala prioritas seorang pejabat negara jika ada berbarengan keperluan pribadi dan keperluan negara mana yang harus didahulukan.
Merespon pertanyaan tersebut Mahyudin menguraikan bahwa seorang pejabat negara harus mendahulukan kepentingan negara dan rakyat di atas kepentingan pribadi dan golongan.
"Saya sendiri menjalankan, tanggal 28 Oktober adalah hari ulang tahun istri saya, tapi bersamaan dengan itu saya ada tugas negara di Kendari, saya memilih menunaikan tugas negara karena itu adalah komitmen saya kepada negara dan bangsa," ujarnya.
Baca Juga :
Siswa pelajar SMA, menurut Mahyudin, adalah generasi muda yang harus diperhatikan juga sebab ditangan merekalah tongkat kepemimpinan berganti.
"Apalagi masih dalam suasana sumpah pemuda. Sumpah pemuda adalah momen keberanian, kejujuran dan kebersamaan. Pemuda Indonesia jangan minder harus berani berkompetensi. Generasi muda Indonesia harus berani berkompetisi internal dan global," ujarnya.
Selain itu, Mahyudin juga memotivasi generasi muda supaya berani bermimpi dan berkhayal karena tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan menghendaki.
"Kita harus punya khayalan dan bermimpi harus bermimpi menjadi hebat atau menjadi orang hebat. Kalau bermimpi saja tidak berani, jangan hidup sekalian. Tidak ada yang tidak mungkin. Nah, setelah bermimpi dan berkhayal capailah mimpi dan khayal tersebut, karena ada selalu harapan bagi yang berdoa dan berusahalah dengan jujur dan keras," katanya.
Mahyudin memberikan contoh perjalanan hidupnya yang jauh dari kenyamanan hidup dan sangat keras menjalani hidup. Tapi, dengan mimpi, khayal menjadi orang hebat dengan dibarengi doa, mental jujur dan usaha keras maka semua mimpi dan khayal terwujud saat ini.
Di sela-sela penyampaian ceramah motivasi, Mahyudin menyelipkan materi soal Empat Pilar MPR RI ( Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika ).
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin sangat mengapresiasi para pelajar SMAN 1 Kendari yang sangat menguasai soal-soal Empat Pilar tersebut, ini terbukti saat Mahyudin menggelar kuis soal Pancasila dan UUD dijawab dengan cepat dan tepat.
Di akhir sesi, para pelajar diberikan kesempatan bertanya apapun soal kenegaraan. Salah seorang pelajar putri mempertanyakan soal skala prioritas seorang pejabat negara jika ada berbarengan keperluan pribadi dan keperluan negara mana yang harus didahulukan.
Merespon pertanyaan tersebut Mahyudin menguraikan bahwa seorang pejabat negara harus mendahulukan kepentingan negara dan rakyat di atas kepentingan pribadi dan golongan.
"Saya sendiri menjalankan, tanggal 28 Oktober adalah hari ulang tahun istri saya, tapi bersamaan dengan itu saya ada tugas negara di Kendari, saya memilih menunaikan tugas negara karena itu adalah komitmen saya kepada negara dan bangsa," ujarnya.