Karyawan Facebook Diminta Gunakan Internet Lemot
- hdimagegallery.net
VIVA.co.id - Facebook meluncurkan program uji coba yang unik. Perusahaan jejaring sosial populer di dunia itu memperkenalkan program yang meminta karyawannya untuk merasakan akses internet berbasis 2G.
Dengan program yang disebut '2G Tuesdays',ingin karyawan mereka merasakan koneksi internet mobile yang lemot, seperti yang dialami jutaan pengguna Facebook di negara berkembang.
Dikutip dari Cnet, Rabu 28 Oktober 2015, dengan program ini karyawan Facebook saat log in di situs itu akan mendapatkan penawaran dalam News Feed mereka, apakah ingin merasakan pengalaman sekitar satu jam saja. Karyawan yang mencoba program akses internet lemot ini diharapkan bisa memberikan masukan apa saja yang fiture yang berjalan dan tidak berjalan kepada tim Facebook.
Facebook mengatakan tingkat online di negara berkembang menunjukkan 'tingkat yang mengejutkan', sayangnya dalam banyak kasus, pengguna di negara berkembang menggunakan koneksi 2G. Dengan koneksi ini sudah bisa dipastikan akses internet lemot. Facebook menuliskan pengguna dengan koneksi 2G butuh waktu sekitar 2 menit untuk mengakses halaman di dunia maya.
"Kami perlu memahami bagaimana orang menggunakan Facebook dalam koneksi internet berbeda di seluruh dunia. Jadi kami bisa membangun pengalaman terbaik bagi mereka," ujar Facebook.
Salah satu karyawan Facebook, yaitu Direktur Engineering Tom Alison, dikutip dari TechCrunch, benar-benar merasakan susahnya akses internet dengan koneksi 2G. Alison bahkan mengaku ingin marah saat koneksi lemot.
"Kecepatan internet 2G benar-benar menguji kesabaran saja. Ini rasanya seperti produk yang gagaal atau rusak," kata dia.
Peluncurkan program koneksi internet lemot itu muncul sebulan setelah Facebook mengubah nama situs kontroversial Internet.org menjadi Free Basics. Platform tersebut bertujuan untuk memberikan akses internet kepada orang di seluruh dunia, yang sebelumnya belum merasakan koneksi internet. Sebelum berubah nama, platform itu sudah mengonlinekan lebih miliaran orang di 19 negara.