Rusia Incar Investasi Industri Kapal dan Pesawat di RI
Jumat, 23 Oktober 2015 - 19:28 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Pengembangan infrastruktur yang tengah dipacu oleh Indonesia semakin menarik bagi investor global untuk menanamkan modalnya. Salah satunya Rusia. Sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia turut berminat melakukan investasi beberapa industri di Indonesia.
Baca Juga :
Hal itu terungkap pada kunjungan delegasi Rusia yang dipimpin Duta Besar Federasi Rusia, Mikhail Galuzin, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2015.
"Rusia ingin meningkatkan hubungan kedua negara di bidang ekonomi, khususnya investasi. Mereka ingin masuk ke industri perkapalan, baik penumpang maupun penangkap ikan. Juga pesawat udara, alat berat, dan proyek rel kereta di Kalimantan," kata Menteri Perindustrian, Saleh Husin.
Peluang kerja sama, menurut Saleh, cukup besar. Apalagi jika melihat nilai total perdagangan mencapai nilai US$2,6 miliar pada 2014. Kedua negara memiliki kesamaan yaitu, punya wilayah yang luas dan sumber daya alam melimpah serta pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Negeri Beruang Merah itu kini menduduki peringkat ekonomi terbesar keenam dunia dan diakui memiliki keunggulan di bidang riset dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan lokal Indonesia dalam kerja sama bisnis ke depan.
"Kerja sama perusahaan kita dan Rusia di industri manufaktur akan memperkuat peran kita di jaringan suplai global. Kemitraan ini membuka akses lebih luas di pasar komoditas dan investasi dunia," kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII), Achmad Sigit Dwiwahjono.
Otomotif dan dirgantara
Direktur Industri Alat Transportasi Darat di Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin, Soerjono, menambahkan delegasi Rusia juga ingin meramaikan bisnis otomotif, khususnya kendaraan roda empat dan alat berat.
“Ini menarik karena akan memeriahkan bisnis otomotif karena selama ini konsumen kita akrab dengan merek Jepang, Eropa, dan belakangan China,” kata Soerjono.
Menurut Soerjono, di sektor alat berat, produk Rusia telah dikenal kekuatan dan ketahanannya.
Delegasi Rusia juga mengungkapkan rencana mereka menanamkan modal di proyek kereta api di Kalimantan. Mereka mengincar pula investasi di bidang kedirgantaraan dan perkapalan (ship building).
Dia memperkirakan saat ini terdapat 15 ribu kapal, termasuk penangkap ikan, yang telah berusia 30 tahun ke atas. Adapun, separuh dari populasi kapal tersebut atau lebih 7.000 unit perlu diperbarui.
“Rusia tertarik ke bisnis galangan untuk replacement kapal tua, mereka juga menawarkan teknologi pemetaan posisi ikan berbasis satelit. Ini dapat menjawab keluhan rekan-rekan nelayan yang kesulitan melacak ikan dengan presisi,” kata Soerjono. (ase)