Kimia Farma Siapkan Rp600 Miliar untuk Belanja Modal
Rabu, 21 Oktober 2015 - 14:15 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
- PT Kimia Farma TBk siapkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp600 miliar untuk pengembangan sejumlah ekspansi bisnisnya tahun depan. Dana tersebut berasal dari internal dan eksternal.
"Kita masih hitung-hitung yang paling menguntungkan. Bisa saja kembali menerbitkan MTN (medium term notes), pinjaman bank atau mungkin right issue," ujar Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Rusdi Rosman, Rabu 21 Oktober 2015.
Rusdi menyampaikan, penjajakan right issue telah dilakukan dengan melakukan usulan ke pemegang saham. Namun, tak tertutup kemungkinan penggunaan dana eksternal akan memanfaatkan pinjaman perbankan atau kembali menerbitkan MTN.
"Dana capex akan digunakan untuk membiayai sejumlah ekspansi perseroan, seperti untuk biaya konstruksi pembangunan dan pembelian mesin-mesin unit pabrik di Banjaran, Bandung," ujar dia.
Tahun ini, lanjutnya, dari alokasi capex sebesar Rp 350 miliar, yang telah terserap sekitar Rp 200 miliar. "Sisa capex akan terserap hingga akhir tahun karena kita menganggarkan untuk pembelian mesin-mesin untuk pabrik garam farmasi di Jombang (Jawa Timur)," lanjut Rusdi.
Terkait dengan ekspansi di bidang apotek dan klinik, Dirut Kimia Farma mengatakan, bahwa pengoperasian apotek ke 700 memberi kesempatan kepada PT Kimia Farma Apotek -anak usaha PT Kimia Farma Tbk- untuk memperluas lini usahanya tidak sekadar menjual obat dan fasilitas klinik kesehatan.
"Kita akan kembangkan apotek untuk usaha yang memberi manfaat kepada masyarakat. Kita bisa jual pulsa, pengiriman uang dan banyak peluang bisnis lainnya," tuturnya.
Rusdi memastikan, dengan jaringan 700 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia, KFA akan mempunyai bargaining yang kuat dengan produsen obat sehingga operasional apotek akan lebih efisien.
Baca Juga :
Terkait dengan kinerja perseroan, Rusdi berharap Kimia Farma bisa membukukan pendapatan Rp5,2 triliun sampai Rp5,5 triliun dengan target laba bersih sesuai RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) sebesar Rp250 miliar.
"Hingga kuartal III 2015, pendapatan masih tumbuh double digit di tengah perlambatan ekonomi nasional," tuturnya.
Rusdi mengaku, pilihan strategi berekspansi pengembangan jaringan apotek dan klinik sepanjang tiga tahun terakhir, mampu menjaga perseroan tetap tumbuh bagus di tengah tekanan ekonomi yang cukup kuat.
"Selama tiga tahun terakhir, setiap tahun kita bangun minimal 100 apotek dan sejumlah klinik dengan investasi sekitar Rp15 miliar hingga Rp20 miliar," katanya.
Rusdi berharap hingga akhir tahun Kimia Farma Apotek telah mengoperasikan 742 apotek dan 308 klinik. "Klinik agak lambat pertumbuhannya karena menyangkut perizinan yang memang sangat ketat," ujar dia. (ren)