Lokasi Asal Usul Anjing Terungkap

tim sar negara asing untuk membantu korban gempa di nepal
Sumber :
  • REUTERS/Wolfgang Rattay

VIVA.co.id - Peneliti akhirnya bisa menemukan solusi dari perdebatan panjang asal usul berasal dari Asia Tengah, tepatnya sekitar Nepal dan Mongolia.

Kesimpulan ini diambil setelah tim peneliti menganalisa 549 DNA anjing yang mewakili area 38 negara di Afrika, Amerika, Asia, Eropa, India, Timur Tengah dan Kepulauan utara dan timur Australia.

Dikutip dari The Sun Chronicle, Selasa, 20 Oktober 2015, hasil penelitian itu membantah studi sebelumnya yang menunjukkan anjing berasal dari wilayah Timur Tengah, Siberia dan Eropa. Studi sebelumnya menyebutkan anjing telah menjadi piaraan manusia setelah serigala setidaknya pada 15 ribu tahun lalu.

Dalam menjalankan studinya, peneliti Cornell University menambil DNA dari anjing liar jalanan bukan anjing yang dipiara. 

Peneliti kemudian menguji DNA sampel anjing tersebut untuk melihat sinyal di mana asal usul anjing yang paling kuat. Hasilnya menunjukkan ke wilayah Asia Tengah.

Salah satu peneliti, Adam Bayko, berpandangan hasil penelitian ini tidak kemudian mengakhiri perdebatan asal usul anjing di antara peneliti.

"Saya tidak menganggap studi kami cukup untuk menyatukan masyarakat dalam satu suara," kata Adam.

Sementara itu, peneliti studi lain, Robert Wayne, yang menyimpulkan asal usul anjing dari Eropa, tak mengakui kesimpulan Asia Tengah sebagai wilayah asal usul anjing.

Wayne merupakan peneliti Universitas Califronia, Los Angeles, AS yang menganalisa DNA kuno anjing pada 2013. Saat itu kesimpulannya mengerucut pada Eropa.

Dalam tanggapannya melalui email, Wayne mempertanyakan bahan genetik anjing modern untuk melacak asal usul masa lalu anjing yang digunakan Boyko dan timnya.

Namun demikian, ada pakar yang mengapresiasi studi tim Boyko. Pakar Greger Larson dari Universitas Oxford, Inggris menyebut karya tim Boyko sebagai 'langkah lebih maju', meski Larson menduga penggunaan DNA modern anjing bukan hal yang menggembirakan.

Sepanjang ini, Larson merupakan pakar yang terlibat dalam proyek internasional untuk menjawab problem DNA kuno dan perbandingan anatomi.

Studi tim Boyko telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. (ase)