Menko Darmin Genjot Peran Industri
Selasa, 20 Oktober 2015 - 07:34 WIB
Sumber :
- REUTERS/Enny Nuraheni
VIVA.co.id
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah jajaran menteri Kabinet Kerja. Agenda yang dibahas dari sektor industrialisasi, pengembangan
e-commerce
, hingga ekonomi kreatif.
Hadir dalam rapat, Menteri Perindustrian, Saleh Husin, Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, hingga Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf.
Darmin memaparkan, setelah fokus pada deregulasi sejumlah aturan di kementerian/lembaga, pemerintah saat ini tengah merencakan kebijakan yang lebih mengena terhadap masa depan industri dalam negeri yang berpotensi sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.
"Sudah saatnya kita menyusun kebijakan yang lebih menengah. Dasarnya, seperti apa sih kekurangan industrial kita, dan perkembangan ke depannya bagaimana," ujar Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin malam, 19 Oktober 2015.
Baca Juga :
Hingga saat ini, kata dia, pembahasan pemerintah mengenai sektor industrial masih bersifat umum. Dia belum bisa memberikan gambaran pasti rencana ke depan dalam memajukan sektor industri domestik.
"Kami tidak terlalu mendalam. Yang kami bicarakan lebih banyak adalah apa yang kita punya sekarang. Belum selesai, masih agak global. Baru satu putaran. Masih ada putaran rapat berikutnya," kata dia.
Darmin mencontohkan, salah satu industri yang berkembang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir adalah sektor farmasi. Namun, perkembangan itu tidak didukung dengan bahan baku farmasi yang sampai saat ini masih berorientasi impor.
Menanggapi hal ini, Menteri Perindustrian, Saleh Husin, mengungkapkan, untuk mengurangi angka impor industri farmasi, pemerintah akan mendorong agar sektor tersebut mampu mengubah paradigmanya sebagai industri yang berorientasi ekspor.
Namun, hal ini juga perlu adanya dukungan dari Kementerian Kesehatan dalam berperan menumbuhkan industri farmasi.
"Saya bilang, untuk kesehatan banyak yang masih bahan bakunya 90 persen impor. Tentunya untuk mengurangi impor, kita produksi bahan baku dari dalam negeri. Pembinaannya, ya di Kemenkes," kata Saleh.