Impor Beras Bukti Pemerintah Abai Terhadap Petani Lokal
Senin, 19 Oktober 2015 - 11:32 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Kepastian pemerintah akan melakukan impor beras semakin mendekati kenyataan, hal ini ditegaskan oleh pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla di acara Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-35 di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu 17 Oktober 2015.
Kondisi ini semakin menegaskan bahwa pemerintah abai terhadap harapan petani untuk tidak melakukan importasi untuk secara serius menyerap hasil produksi mereka.
“Sepanjang satu tahun ini kita menyaksikan dibidang pangan janji pemerintah datang silih berganti, namun realisasinya jauh dari harapan dan kenyataan. Bersama dengan itu, ironisnya di hari pangan sedunia pemerintah menegaskan akan melakukan impor beras sebanyak satu juta ton dari Vietnam,” ujar Anggota DPR RI Komisi IV Rofi Munawar dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu, 18 Oktober 2015.
Kebijakan impor ini mengkonfirmasi sebuah pemberitaan dari media Vietnam, The Saigon Times, dua pekan lalu yang mengabarkan pemerintah Vietnam memenangkan kontrak untuk memasok satu juta ton beras ke Indonesia. Beras tersebut akan dikirim selama enam bulan, yaitu mulai Oktober - Maret tahun depan.
Pada laman itu Direktur Thinh Phat Co Ltd Lam Anh Tuan menyebutkan, beras untuk Indonesia terdiri dari 750.000 ton dengan kualitas patahan 15 persen dan 250.000 ton beras dengan patahan 5 persen atau beras premium.
Rofi menyesalkan langkah pemerintah melakukan impor beras, dilakukan dengan proses yang tidak transparan dan terencana menjelang masa panen. Padahal, seharusnya pemerintah berkonsultasi dengan DPR dan berkoordinasi dengan petani sebelum melakukan kebijakan strategis seperti impor beras, namun apa yang terjadi justru seperti ditutup-tutupi dan tidak berdasarkan data yang akurat.
Legislator asal Jawa Timur ini menegaskan, Pemerintah seakan menafikan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksi angka produksi padi pada 2015 akan meningkat 6,64 persen atau sebanyak 75,55 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Jika merujuk berdasarkan data BPS, ini merupakan angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan panen raya padi jenis Ciherang di Desa Siraman Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa 29 September 2015 sesumbar bahwa dipastikan produksi gabah melimpah dan stok beras nasional sampai akhir tahun 2015 aman.
“Kenaikan produksi padi yang telah diprediksi tersebut ternyata tidak mampu diserap secara maksimal oleh Bulog sebagai stok potensial cadangan beras nasional. Saat ini justru kondisinya berkebalikan dari apa yang telah ditetapkan pemerintah, alih-alih meningkatkan cadangan beras nasional dari petani lokal yang ada justru melakukan impor beras secara besar-besaran,” kata Rofi.
Importasi beras dari Vietnam ini menunjukan bahwa strategi manajemen stok nasional pemerintah lemah dan insentif produksi yang tidak tepat sasaran. Padahal selama ini pemerintah sangat optimis dengan kegiatan seperti upaya khusus (upsus) dalam peningkatan pertanian khususnya beras dan tanaman pangan, serta ketepatan waktu dalam penyediaan bibit.
Baca Juga :