Tak Akan Ada Lagi Foto Telanjang di Majalah Playboy

Hugh Hefner
Sumber :
  • Instagram.com/hughhefner
VIVA.co.id -Pendiri majalah pria dewasa--Playboy, Hugh Hefner, baru-baru ini setuju dengan saran radikal yang memintanya untuk menghapus gambar wanita telanjang dari publikasi majalahnya di masa depan.

Dengan kata lain, Playboy tidak akan lagi menampilkan foto bugil. Seperti dilansir laman Aceshowbiz, menurut The New York Times, pendiri majalah, Hugh Hefner, baru-baru ini pun menyetujui saran yang diberikan oleh salah seorang editor--Cory Jones.

Untuk itu, akan dibuat desain ulang dan dilaporkan akan diperkenalkan bulan Maret mendatang. Namun, untuk edisi cetak majalah terbaru masih akan menampilkan perempuan dalam pose provokatif. Tapi, mereka tidak akan lagi sepenuhnya memperlihatkan auratnya alias telanjang.

Menurut Jones, majalah akan mengadopsi gaya yang lebih bersih dan lebih modern. Untuk situsnya pun,  juga akan mengadopsi gaya yang serupa.

Tak hanya itu, Playboy juga akan melakukan perubahan besar termasuk juga akan ada perubahan pada kolumnis seksnya. Jones mengatakan bahwa Playboy ke depan juga akan memberikan kesempatan pada kolumnis untuk menulis tetang seks yang positif untuk perempuan.

Meskipun beberapa perubahan akan terjadi, tapi majalah ini akan tetap melanjutkan tradisi jurnalisme investigatif, wawancara mendalam dan fiksi. Kepala eksekutif perusahaan, Scott Flanders, mengatakan bahwa target audiens majalah setelah redesign akan membidik pemuda yang tinggal di kota.

Redesign mungkin mengecewakan beberapa pembaca setia majalah. Namun, Jones menjelaskan bahwa itu adalah langkah yang baik. "Jangan salah paham. Buat saya, 12 tahun ini memang bisa sangat meengecewakan. Tapi itu hal yang benar untuk dilakukan," katanya tentang perubahan radikal majalah ke depan.

Menurut Aliansi untuk Auditor Media, sirkulasi Playboy belakangan telah jatuh dari 5,6 juta pada tahun 1975 menjadi sekitar 800.000 sekarang ini. Banyak pesaingnya bahkan ada juga yang menghilang dari pasar. Flanders menjelaskan bahwa pornografi saat ini dapat diakses melalui internet sehingga majalah yang mengandalkan mesin cetak akan ditinggalkan.