Ilmuwan Klaim Gay Bisa Dibuktikan dari Tes DNA

ilustrasi
Sumber :
  • REUTERS/Gonzalo Fuentes
VIVA.co.id - Beberapa ilmuwan dari Inggris mengklaim bahwa mereka bisa memprediksi apakah seseorang itu gay atau tidak. Hal ini bisa dilakukan melalui tes DNA. Disebutkan bahwa 70 persen gay bisa terakurasi DNA di dalam tubuh mereka.

Memang telah diyakini sejak lama bahwa ada gen tertentu yang mempengaruhi hingga seseorang itu menjadi gay. Namun klaim keakuratan melalui tes DNA baru berani diungkapkan oleh para ilmuwan Inggris.

Namun begitu, tes untuk temuan ini dikatakan tidak untuk menunjukkan apakah seorang anak akan tumbuh dewasa menjadi gay. Hal ini dikarenakan penelitian hanya dilakukan pada orang dewasa.


Kendati demikian, pemeriksaan gen tidak bisa ditentukan ketika bayi baru lahir, atau pun di dalam rahim. Dikatakan ilmuwan, gen dapat berubah dari waktu ke waktu oleh faktor lingkungan.


“Untuk pengetahuan kita, ini adalah contoh pertama dari model prediktif untuk orientasi seksual, berdasarkan penanda molekuler,” ujar salah satu peneliti Tuck Ngun, dari University of California di Los Angeles dikutip
Dailymail
, Jumat 9 Oktober 2015.


Seperti kembar identik, Ngun menjelaskan bahwa mereka biasanya memiliki seksualitas yang sama. Karena itulah para ilmuwan percaya adanya komponen genetik untuk menjadi gay.


Untuk menentukan daerah genetik yang terkait dengan beberapa orang menjadi gay, Ngun dan tim peneliti lainnya mempelajari gen dari 47 pasang kembar identik laki-laki dewasa.


Dari 47 pasang kembar identik itu, sebanyak 37 memiliki hasrat seksual yang berbeda. Satu di antara pasangan adalah homoseksual, satu lagi heteroseksual. Lalu, 10 pasang kembar identik lain dikenali keduanya adalah homoseksual.


Dengan menggunakan program komputer yaitu, Fuzzy Forest, mereka menemukan bahwa sembilan wilayah kecil dari kode genetik memainkan peran kunci dalam menentukan apakah seseorang heteroseksual atau homoseksual. Penelitian ini melihat sebuah proses yang disebut 'metilasi' DNA. Proses metilasi DNA bisa dipicu oleh efek hormonal pada pertumbuhan janin dalam kandungan.


Sementara kembar identik memiliki urutan genetik yang persis sama, faktor lingkungan menyebabkan perbedaan dalam cara DNA mereka termetilasi.


Jadi dengan melakukan studi pada orang kembar, mereka bisa menyimpulkan perbedaan antara faktor genetik dan pengaruh metilasi DNA. Perubahan gen disebut dengan efek epigenetik.


Namun, perubahan epigenetik cenderung terjadi dalam kandungan atau segera setelah lahir karena pengaruh lingkungan. Mereka juga dapat diturunkan sesuai dengan gaya hidup orang tua dan bahkan kakek nenek mereka.


Penelitian lanjutan bisa dilakukan untuk menemukan penyebab perubahan seksualitas seseorang di masa dewasa dengan mengubah metilasi gen. (ren)