Ternyata Jerman-Indonesia Bertukar Ilmuwan Sejak 1960

Pameran teknologi dan sains, Indonesia-Jerman
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id
- Pengembangan ilmu di Indonesia, ternyata cukup berkembang berkat adanya kerja sama dengan negara-negara lain. Jerman adalah salah satunya.


Diungkap Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Georg Witschel, kerja sama ilmiah antara Jerman dan Indonesia, sudah dimulai sejak lama. Bahkan, awalnya terjadi pada 1960.


"Kala itu, terjadi pertukaran ilmuwan antara kedua negara. Sejak itu, hubungan semakin berkembang, mencakup berbagai sektor, mulai dari analisa, lanskap ilmiah di Indonesia hingga bioteknologi. Dari ilmu sosial hingga penelitian lautan," ujar Witschel, saat peresmian Pameran Sains & Teknologi Jerman-Indonesia di Museum Nasional, Jakarta, Senin 5 Oktober 2015.


Menurut dia, di Jerman, lansekap ilmiahnya saat ini merupakan hasil dari pembangunan selama berabad-abad, jauh sebelum Johanner Kepler menemukan teori tentang pergerak planet. Kepler merupakan ahli matematika dan astronomi asal Jerman.


Untuk menunjukkan perkembangan dan hasil kerja sama ilmiah Jerman dengan Indonesia, dibukalah pameran sains dan teknologi bertema Fostering Ideas. Hasil yang dipamerkan berupa inovasi terbaru yang sudah terjalin sejak lama di sektor teknologi, sains, kesehatan, dan teknik. Beberapa di antaranya, terkait dengan proses saling belajar mengenai sistem peringatan diri tsunami, energi panas bumi, hingga keanekaragaman hayati.


Ia pun berharap, adanya pameran ini menjadi jembatan untuk terus membantu dan memperkuat kerja sama kedua negara.


"Dan, terus menciptakan hasil yang bermanfaat untuk kedua pihak, di masa kini maupun masa depan," ungkap Witschel.

Selama pameran, pengunjung dari berbagai kalangan dapat mendatangi berbagai stan yang menceritakan keberhasilan oleh lembaga-lembaga penelitian Jerman, antara lain Pusat Riset Geo Potsdam, Pusat Ekologi Kelautan Tropis, Pusat Riset Keanekaragaman Hayati Leibniz.

Kemudian, anggota Asosisasi Helmholtz, Asosiasi Leibniz, Fraunhofer Society Max Planck Society, serta badan pendanaan seperti Asosiasi Riset Jerman dan Yayasan Alexander von Humboldt. Diketahui, lembaga-lembaga itu tersebut akan membuka peluang untuk kerja sama dengan penelitian di Indonesia.

Pemeran Sains & Teknologi ini diselenggarakan di Ruang Pameran sementara, Museum Nasional, Jakarta, dari tanggal 5 sampai 15 Oktober 2015. (asp)