Di Korea, Hewan Peliharaan Juga Ikut Tren Operasi Plastik

Operasi plastik hewan peliharaan
Sumber :
  • Dok. Istimewa
VIVA.co.id – Berbicara operasi plastik, Korea Selatan dan Brasil adalah dua negara yang kerap disebut sebagai pusat operasi plastik dunia. Data International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) menyebutkan, Korea Selatan adalah negara dengan jumlah operasi plastik paling tinggi nomor dua di Asia, setelah Jepang dan nomor empat di dunia.

Pada 2014, Korea Selatan mencatat lebih dari 980 ribu prosedur operasi plastik. Bagi warga Korea, operasi plastik adalah hal biasa.

Oleh karena itu, tidak heran jika tren operasi plastik ini kini merambah ke binatang peliharaan mereka.

Dilansir Oddity Central, kini para pemilik hewan peliharaan di Korea Selatan, berbondong-bondong membawa binatang kesayangan mereka ke rumah sakit untuk operasi plastik.

Beberapa prosedur yang paling populer adalah pemendekan ekor, mengubah bentuk telinga, serta menaikkan ujung mata. Selain itu, para anjing dan kucing juga mendapatkan perawatan sedot lemak, pengangkatan kulit menggelambir, pengencangan keriput, bahkan suntik botoks.

Untuk biayanya, umumnya, para pemilik mengeluarkan biaya minimum sebesar US$60 atau setara Rp880 ribu. Namun, untuk operasi yang lebih pelik, biayanya pun bisa membengkak hingga ribuan dolar.

Kendati terbuka untuk berbagai jenis hewan peliharaan, anjing merupakan ‘pasien’ yang paling sering operasi plastik. Awalnya, hal tersebut dilakukan dengan tujuan medis, namun sekarang ini operasi plastik pada hewan peliharaan telah jadi bagian tren dari perbaikan penampilan.

“Awalnya operasi plastik pada hewan dilakukan demi tujuan pengobatan, namun sekarang ini, tujuannya adalah kecantikan karena pemiliknya ingin anjing atau kucing mereka lebih cantik,” kata salah satu dokter hewan di Korea Selatan yang ingin namanya tetap anonim.

Namun, bagi masyarakat secara umum, opini mengenai operasi plastik ini terbagi dua. Sebagian mengatakan itu hak pemilik hewan untuk melakukan operasi plastik pada binatang kesayangan mereka dan sebagian lainnya mengatakan hal tersebut melanggar hak asasi hewan dan sudah termasuk dalam kategori penyiksaan hewan.

Sebuah majalah mengenai hewan peliharaan di Korea Selatan, Daily Vet, bahkan melakukan survei atas fenomena itu. Hasil survei, sebanyak 63 persen menyatakan prosedur tersebut seharusnya dilarang.

“Manusia bisa memilih untuk operasi plastik atau tidak, namun tidak demikian dengan hewan. Mereka dipaksa pemiliknya untuk operasi plastik dengan alasan kecantikan. Oleh karena itu, praktek ini seharusnya dilarang,” kata salah satu partisipan survei, Jang Yeo.