Breaktime, dari Modal Rp200 Ribu Kini Beromzet Puluhan Juta
Kamis, 24 September 2015 - 10:00 WIB
Sumber :
- Arie Dwi Budiawati
VIVA.co.id - Bisnis penganan kecil memberikan prospek yang positif. Buktinya, pendiri Breaktime, Muhammad Ikhtiary Gilang Gumelar, berhasil meraup omzet puluhan juta rupiah dari bisnis sus kering.
Baca Juga :
Kepada VIVA.co.id, pemuda yang akrab dipanggil Gilang ini bercerita tentang keinginannya untuk mencari uang dari keringatnya sendiri. Keinginan berbisnis itu muncul ketika dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan pernah berjualan tamiya, petasan, dan layangan.
Orangtuanya tidak melarang sama sekali karena kegiatan tersebut dianggap sebagai kegiatan yang positif. Bahkan, mereka menanamkan pesan kepada Gilang bahwa tak ada kata malu melakoni suatu pekerjaan asalkan pekerjaan itu halal.
"Bahkan, mengamen dan berjualan koran pun pernah saya lakukan agar saya bisa mempunyai uang untuk jajan dengan hasil keringat saya sendiri," kata Gilang di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu.
Pemuda kelahiran 1991 ini berhasrat bisa mengenyam pendidikan tinggi di jurusan manajemen bisnis. Sayangnya, keinginannya kandas karena orangtua tidak mengizinkan. Akhirnya, dia memilih jurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma pada tahun 2009 dan lulus pada 2014.
Di sela-sela kegiatannya berkuliah, pada tahun 2011, anak kedua dari lima bersaudara ini coba-coba membuka usaha sop durian yang dinamainya "Sop Durian Iyeuh". Namun bisnisnya bertahan hanya tiga bulan. Dia mengakui kurang berpengalaman dalam berbisnis.
"Yang tersulit itu mengerti bisnis. Karena masih muda, ingin cepat bagaimana bisnis bisa berhasil dan cepat," kata dia.
Lalu, tahun 2011, Gilang pun mencoba bangkit dengan membuka usaha sepatu yang diberi nama "MIGG Wear" dan bekerja sama dengan industri kecil sepatu. Awalnya, bisnisnya berjalan, tapi berakhir juga.
"Ada order-order, tapi saya tidak bisa handle itu. Bisnis sepatu itu tidak gampang, harus ada orang yang paham sepatu. Saya tidak punya skill di sana. Permintaan lumayan, tapi tidak bisa produksi. Akhirnya bisnisnya goyang," kata dia.
Dua kali terjatuh saat merintis usaha tak membuat Gilang kapok. Dia justru membangun usaha bisnis jasa konsultasi IT "IVI TECH". Gilang pun menemui masalah yang sama dengan bisnis-bisnis sebelumnya, yaitu mencari partner kerja dan sama-sama tidak tahu bisnis.
"IT consultant (bertahan) lumayan lama, bertahan 2-3 tahun sampai sekarang dan saya keluar," kata dia.