FSC Friday, Edukasi yang Baik Lestarikan Hutan
Selasa, 22 September 2015 - 19:42 WIB
Sumber :
- FSC
VIVA.co.id
- Forest Stewardship Council (FSC) mengadakan rangkaian acara yang bertajuk FSC Friday. Menariknya, acara yang pertama kali digelar di Indonesia ini dilakukan serentak di dunia.
FSC Friday dikenal sebagai acara yang rutin diadakan di berbagai negara setiap Jumat pekan ketiga di bulan September. Sementara itu, FSC merupakan organisasi nirlaba yang mendorong dan mempromosikan praktik pengelolaan melalui penerapan standar sertifikasi label ramah lingkungan.
Baca Juga :
Sementara itu, di Indonesia, baru ada 200 perusahaan yang mempunyai sertifikat. FSC mengatakan, baru ada dua juta hektare hutan yang bersertifikasi FSC.
"Tahun ini, menjadi awal acara FSC Friday di Indonesia, karena tentunya acara yang sangat baik dan rutin diadakan setiap tahunnya. Ini dapat memberikan arti positif bagi masyarakat Indonesia. Edukasi menjadi prioritas bagi kami, sehingga tujuan utama FSC, yaitu menjaga kelestarian hutan, mendapatkan tempat yang terpenting," kata FSC Representative Indonesia, Hartono Prabowo di Jakarta, Selasa, 22 September 2015.
Dia mengatakan, tren digital sekarang ini sedang berkembang pesat. Kondisi itu menjadi momen yang tepat untuk Indonesia mengusung rangkaian FSC Friday pertamanya dalam bentuk Digital Social Media, yang memanfaatkan platform microsite.
Selain itu, melalui situs
, diharapkan publik memahami kondisi lingkungan saat ini. Melalui platform tersebut, publik turut serta dalam survei untuk mengetahui seberapa besar masyarakat paham akan gaya hidup yang baik terhadap alam.
Pada kesempatan yang sama, wakil dari The Suistainable Trade Initiative, Aris Wanjaya, menuturkan bahwa organisasinya mendukung terwujudnya
supply chain
perdagangan yang lestari melalui konsep multipihak. Organisasi ini melihat sertifikasi, baik nasional maupun
voluntary
, memegang peranan penting dalam menjamin bisnis sebuah komoditas akan kelestarian lingkungan dan hutan.
"Sudah saatnya kami semua belajar pentingnya melindungi kelestarian hutan dan lingkungan. Hal itu sebenarnya bisa dimulai dari kesadaran dan perilaku setiap individu. Dan program ini dapat menjadi awal mula proses pembelajaran yang baik," tutur Aris.