Bos Yahoo Umumkan Kehamilan, Saham Langsung Anjlok
- mashable.com
VIVA.co.id - belum lama ini mengumumkan kabar gembira. Perusahaan internet itu menyampaikan Chief Executive Officer (CEO) mereka, Marissa Mayer mengandung dua jabang bayi kembar perempuan.
Guna fokus dalam kelahiran buah hatinya, itu mengumumkan akan mengambil cuti hamil dua pekan usai melahirkan sang jabang bayi. Diperkirakan, dua calon buah hati kembarnya itu lahir pada Desember 2015.
"Karena kehamilan saya sehat dan tak rumit, ini adalah waktu yang unik bagi transformasi Yahoo. Saya berencana mempersiapkan kehamilan dan persalinan seperti yang sudah saya lakukan tiga tahun lalu," tulis Mayer dalam blog Tumblr miliknya dilansir The Guardian, Rabu 2 September 2015. Mayer tercatat telah memiliki satu anak yang berusia tiga tahun.
Rencana mengambil cuti dua pekan melahirkan itu mendapat dukungan dari dewan direktur dan tim eksekutif Yahoo.
Namun sayangnya, kabar gembira itu tak "menular" ke perusahaan. Tak lama usai Mayer mengumumkan cuti itu, saham Yahoo justru Saham perusahaan turun 1,99 persen ke posisi US$31,60 pada Selasa lalu.
Kepala Layanan Klien Capital Index, Mic Mills, mengatakan, berita kehamilan dan situasi ekonomi di Tiongkok, berkontribusi menjatuhkan harga saham perusahaan yang memiliki nilai pasar US$30 miliar itu.
Mills mengatakan, Mayer cepat hamil setelah dia menjadi bos Yahoo pada 2012.
"Berita kehamilan itu dipandang sebagai berita buruk bagi pasar, tapi itu berita bagus bagi Marissa dan keluarganya. Dia telah mengindikasikan kembali dengan cepat usai melahirkan dan ini mungkin akan meningkatkan kepercayaan di pasar," ujar dia.
Sementara itu, Tim Whitehead, manajer investasi di Redmayne-Bentley tak sepakat dengan Mills. Menurut Whitehead, penurunan saham Yahoo bukan karena berita kehamilan Mayer. Tapi, harga saham memang sedang mengikuti tren indeks Nasdaq.
"Tak ada korelasi antara pengumuman Marissa," kata dia.
Terlepas dari polemik tersebut, sejak dinakhodai Mayer, harga saham Yahoo naik dua kali lipat. Keuntungan perusahaan itu diperkirakan berkat investasi Yahoo pada salah satu perusahaan internet asal Tiongkok, Alibaba Group.
Tapi, saat saham bagus, Yahoo justru "miskin" iklan, dari tahun ke tahun, iklan tak menunjukkan perbaikan.
Penurunan itu dikaitkan aliran iklan telah berpindah ke Google dan Facebook. Hal ini mengakibatkan penurunan 37 persen harga saham Yahoo sepanjang tahun ini. (art)