Permata Biru di Pulau Rinca
Selasa, 1 September 2015 - 12:18 WIB
Sumber :
- iStock
VIVA.co.id - Sebuah surga kecil dapat Anda temui di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Pulau Rinca ini adalah wilayah gersang yang berbukit-bukit. Namun, ketika menaiki salah satu bukit tertinggi di pulau ini, wisatawan dapat melihat langsung teluk Loh Buaya.
Jika dilihat dari bukit, teluk Loh Buaya ini tampak biru berkilauan di tengah-tengah bukit yang gersang. Biru berkilau ini karena sinar Matahari yang memantul dari air teluk Loh Buaya.
Untuk mendapatkan pemandangan yang sangat indah ini, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Labuhan Bajo menuju Pulau Rinca.
Baca Juga :
Untuk mendapatkan pemandangan yang sangat indah ini, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Labuhan Bajo menuju Pulau Rinca.
Untuk menuju ke pulau ini, wisatawan dapat menyewa kapal cepat dari Pelabuhan Labuan Bajo.
Wisatawan dapat menyewa Rp6-12 juta selama satu hari, tergantung dari kapasitas kapal. Dengan tarif itu, wisatawan dapat menggunakan kapal itu satu hari penuh.
Untuk wisatawan mancanegara, hanya perlu membeli tiket masuk Pulau Rinca seharga Rp235 ribu, sedangkan wisatawan domestik hanya Rp20 ribu.
"Itu kalau tanggal merah, kalau hari biasa lebih murah, wisatawan asing hanya Rp150 ribu, kalau wisatawan domestik Rp40 ribu," kata salah satu pemandu lokal Pulau Rinca, Yonas Ora, Senin 31 Agustus 2015.
Bertemu Komodo Liar
Wisatawan tak hanya disuguhi surga kecil di atas bukit. Namun, dalam perjalanan menaiki bukit itu, wisatawan dapat berpetualang melewati wilayah yang dihuni ribuan komodo liar. Jika beruntung, sesaat setelah masuk pintu gerbang Pulau Rinca, wisatawan dapat langsung disambut oleh reptil purba itu.
Di sini, wisatawan dapat menyewa pemandu lokal dengan biaya Rp150 ribu untuk wisatawan manca negara, dan Rp5.000 untuk wisatawan dalam negeri.
Dalam perjalanannya, pemandu lokal itu akan menerangkan kehidupan komodo liar itu. Bagaimana mereka membuat sarang, berburu, bertelur, dan lainnya.
Jika sudah memasuki pulau ini, biasanya, wisatawan kaget dengan interaksi masyarakat penghuni Pulau Rinca dengan komodo-komodo liar itu. Sebab, di kawasan itu, banyak masyarakat yang melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan dikelilingi oleh komodo liar. Padahal, komodo-komodo ini dapat menyerang mereka sewaktu-waktu.
Dari pintu gerbang Pulau Rinca hingga bukit yang menyuguhi pemandangan yang luar biasa indah itu, wisatawan harus berjalan kaki sekitar 60 menit. Sepanjang perjalanan, wisatawan harus menyusuri hutan-hutan kering, sebab di NTT memang tengah kekeringan akibat El Nino.
Sepanjang perjalanan itu pula, wisatawan dapat menyaksikan secara langsung kehidupan liar komodo. Seperti bagaimana komodo liar itu berburu rusa, babi dan kerbau. Kemudian, melihat bagaimana komodo betina menjaga sarangnya dan anak-anak komodo berlarian di atas pohon.
Namun, pengunjung diminta berhati-hati saat melewati wilayah itu. Beberapa peraturan dan pantangan akan diterangkan oleh pemandu lokal sebelum wisatawan memulai petualangannya.
Beberapa pantangan itu misalnya, tak diperbolehkan bersuara keras dan menggoyang-goyangkan tasnya. Sebab hal itu dapat merangsang komodo bertindak agresif dan menyerang pengunjung.
Jika komodo itu mulai bertindak agresif, disarankan agar pengunjung tetap bersikap tenang dan mulai menghindar. Sebab menghindar adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri dari serangan komodo. Selain itu, menurut Yonas, jika dikejar komodo, harus berlari ke kanan dan ke kiri.
"Harus zig-zag, karena komodo tak bisa berlari zig-zag," kata Yonas.
Setelah 60 menit berpetualang, wisatawan akan melihat pemandangan yang luar biasa indah.