Wanita Ini Mengaku Jatuh Cinta pada Pembantai 77 Orang
Sabtu, 22 Agustus 2015 - 07:05 WIB
Sumber :
- REUTERS/SCANPIX/Heiko Junge/Pool
VIVA.co.id
- Seorang wanita asal Swedia bernama Victoria, mengaku jatuh cinta pada pembunuh massal, Andres Breivik, dan tak mampu hidup tanpa pria tersebut. Victoria mengatakan hatinya kini sepenuhnya hanya milik pria yang telah membunuh 77 orang di tahun 2011 lalu itu.
Dilansir dari laman Dailymail, Jumat, 20 Agustus 2015, wanita yang diduga berusia 20 tahunan itu tak ingin mengungkap nama aslinya. Dia mengatakan telah mengirimkan Breivik 150 surat. Tujuannya untuk memberikan dukungan moral.
Selain surat, Victoria juga pernah mengirimkan sebuah dasi berwarna biru gelap. Dasi itu diklaim Victoria pernah beberapa kali dikenakan Breivik ketika menghadiri sesi persidangan.
Breivik pun juga pernah mengirimkan dua surat untuk merespons surat Victoria. Sebagai pembuktian, surat itu ditunjukkan kepada media. Sementara, surat lainnya pernah dikirimkan juga oleh Breivik, namun ditahan oleh petugas sipir penjara.
Baca Juga :
"Saya tak mungkin bisa menjalani hidup tanpa dia. Kini, saya bahkan kian peduli karena dia sedang berada di situasi yang rentan," kata Victoria.
Dia mengaku kenal Breivik kali pertama di tahun 2007 lalu. Keduanya bertemu di game online. Tetapi, dia memutuskan komunikasi dua tahun kemudian. Diduga, saat itu, Breivik tengah berkonsentrasi untuk merencanakan serangan teror.
Di tahun 2012, Victoria kembali menjalin komunikasi yang kini menjadi pria yang paling dibenci di Norwegia. Saking tergila-gilanya, dia beranggapan Breivik sebagai teman lama dan sosok saudara yang melindungi.
Tetapi, dia tidak sendiri. Menurut majalah mingguan, Morgenbladet, kendati berstatus narapidana, namun Breivik dianggap memiliki pesona. Total sebanyak 800 surat per tahun diterima Breivik.
Sebagian besar pengirim surat itu adalah pengagumnya yang berasal dari kalangan perempuan. Bahkan, dalam sidang yang digelar tahun 2012 lalu, diketahui seorang wanita berusia 16 tahun telah meminta Breivik untuk menikahi dia.
Dalam dunia psikologi, yang dialami Victoria dan gadis 16 tahun itu adalah "hybristophilia" yakni sebuah istilah yang digunakan oleh para kriminolog untuk menggambarkan ketertarikan seksual terhadap pelaku pembunuhan di penjara. Pelaku kerap menerima surat atau hadiah dari para pengagumnya.
Menurut asisten pengajar program psikologi di Universitas Wesleyan, Amanda Vicary, kebanyakan para pengagum itu tidak tertarik apa yang dilakukan si pembunuh.
"Tetapi, dengan bertindak demikian, maka mereka akan menjadi terkenal," kata Vicary.
Hal tersebut dibantah oleh Victoria. Dia mengaku bukan tipe orang yang mencari ketenaran.
Akibat ketertarikannya pada Breivik berdampak pada hubungan dia dengan keluarga dan teman. Bahkan, adik kandungnya sendiri menganggap dia telah mati.
Victoria mengatakan memahami ideologi mengenai Islamofobia yang diutarakan Breivik. Kendati begitu, dia menolak tindak kekerasan.
Dia mengatakan sosok Breivik tidak sepenuhnya kejam.
"Saya kira, saya harus memisahkan antara sosok Anders dari Breivik. Anders adalah teman lama saya, sementara Breivik adalah sosok yang melakukan semua perbuatan itu," kata dia.