Sebaik-baiknya Hadiah dan Kado
Rabu, 15 Juli 2015 - 04:09 WIB
Sumber :
- Umi Kalsum/VIVA.co.id
VIVA.co.id -
Alkisah, ada seseorang yang sangat memimpikan untuk memilki Kitab Fathul Bari, buku berjilid-jilid yang berisi penjelasan dari hadis-hadis sahih Bukhori. Kitab tersebut adalah karya monumental si anak batu, yaitu Ibnu Hajar al Asqolani.
Ia pun berangkat ke toko demi memenuhi mimpi-mimpi indahnya tersebut. Sesampainya di toko buku, terlihat berjilid-jilid buku yang menggoda hasrat intelektualnya untuk ia miliki dan ia pun bertanya kepada sang penjual.
"Berapa harga satu set Fathul Bari, Pak Amin?" tanya ke penjual buku.
"Satu juta," jawab Pak Amin, lelaki keturunan Arab, pemilik toko buku Lutfi.
"Mahal amat ya?" kata dia dalam hati berguman.
Baca Juga :
"Tiga juta," ujar pemilik toko.
"Murah banget ya..? Lagian kitab Fathul Bari bisa didownload kok lewat handphone pintar. Jadi kan punya dua-duanya," ucapnya dalam hati.
Itulah kita. Sering mengucap mahal untuk buku yang bisa menjelaskan banyak hal, daripada handphone, yang baru saja kita beli. Tak lama kemudian terlihat ketinggalan zaman, karena muncul model yang baru lagi. Untuk ilmu kita bilang mahal, tapi untuk gaya-gayaan kita bilang murah.
Buku adalah sebaik-baiknya teman duduk. Buku adalah sebaik-baiknya hadiah dan kado untuk anak, saudara dan teman. Buku adalah harta yang manfaatnya terus mengalir walau kita berkalang tanah.