Jutaan Nyamuk Anti-Demam Berdarah Perangi Aedes Aegypti
- Reuters
VIVA.co.id - Di Brazil, ilmuwan melakukan uji coba untuk memerangi demam berdarah dengan nyamuk lawannya. Nyamuk itu adalah pejantan hasil modifikasi genetik yang mirip dengan Aedes aegypti, nyamuk penyebab demam berdarah.
Jutaan nyamuk modifikasi itu telah disebar ke seluruh kota Piracicaba di Brazil sejak April lalu. Mereka terbukti telah mamp memusnahkan sebagian besar serangga mematikan Aedes aegypti.
Selain di Piracicaba, uji coba penyebaran nyamuk modifikasi genetik juga dilakukan di kota Brasil lainnya, Juazeiro. Dalam penyebarannya selama enam bulan, serangga modifikasi itu telah membunuh sekitar 95 persen populasi Aedes aegypti. Padahal penggunaan insektisida hanya mampu membunuh nyamuk itu sekitar 50 persen saja.
Dalam prosesnya, nyamuk pejantan yang telah mendapatkan modifiksi genetik itu akan akan membuahi Aedes aegypti betina. Benih yang mereka berikan akan membuat calon nyamuk mati sebelum sempat dewasa.
Mutasi yang mereka bawa membuat nyamuk akan bersinar terang di bawah cahaya matahari sehingga mereka mudah dikenal. Ilmuwan akan mampu mengenali telur calon Aedes aegypti yang diletakkan betina di atas permukaan air.
Nyamuk modifikasi genetik ini diciptakan oleh perusahaan bioteknologi asal Inggris, Oxitec of Abingdon. Nyamuk itu dikembangbiakkan di sebuah pabrik di Brasil. Sekitar enam juga nyamuk modifikasi telah dilepas di beberapa wilayah kota Brasil, yang dianggap rentan demam berdarah.
"Untuk membuktikan keampuhan serangga ini, kami menyebarnya ke wilayah yang paling buruk. Kami harap, jika ini bekerja maka kita bisa melebarkan penyebaran ke wilayah lainnya yang lebih banyak," ujar CEO Oxitec, Hadyn Parry, seperti dikutip dari IB Times UK, 7 Juli 2015.
Pekerjaan rumah selanjutnya, ilmuwan harus memastikan jika berkurangnya populasi nyamuk Aedes aegypti bisa berimbas pada berkurangnya kasus demam berdarah di Brasil.
Oxitec berharap, jika uji coba ini berhasil, Badan Obat dan Makanan di Amerika (FDA) akan menyetujui permohonan mereka mengadakan uji coba di Florida.
Diketahui, tidak seperti Malaria yang disebabkan banyak jenis nyamuk, demam berdarah dan chikungunya disebabkan oleh nyamuk jenis tertentu yang bisa dengan mudah dimodifikasi genetikanya.
Demam berdarah merupakan nyamuk yang paling cepat berkembang biak. Sebanyak 50 juta orang di dunia menderita penyakit ini, bahkan berakhir fatal. Lebih dari 40 persen populasi dunia terancam resiko kena demam berdarah. (ren)