Ekonomi Daerah Diminta Tak Tergantung Komoditas
Minggu, 5 Juli 2015 - 20:21 WIB
Sumber :
- TheStreet
VIVA.co.id - Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, mendorong agar pemerintah daerah tidak bergantung pada sektor komoditas untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.
Hal ini mengingat, dengan harga komoditas yang berfluktuasi, pertumbuhan ekonomi daerah dikhawatirkan turut berfluktuasi.
Baca Juga :
Hal ini mengingat, dengan harga komoditas yang berfluktuasi, pertumbuhan ekonomi daerah dikhawatirkan turut berfluktuasi.
“Kalau ekonominya sangat bergantung kepada komoditas, dan ekspor dari komoditas tersebut, saya yakin ekonomi pemerintah daerah akan naik turun,” ungkap Bambang, seperti dikutip pada keterangan tertulisnya, Minggu 5 Juli 2015.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, bahwa pada triwulan I tahun ini, daerah-daerah yang perekonomiannya bergantung pada sektor komoditas tercatat mengalami perlambatan ekonomi yang lebih parah dibanding daerah lain.
“Wilayah-wilayah yang tergantung kepada komoditas, itulah yang mengalami perlambatan pertumbuhan yang besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua,” jelas Bambang.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi daerah yang tidak bergantung pada sektor komoditas tercatat berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
“Terlihat, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi adalah daerah-daerah yang tumbuhnya jauh di atas rata-rata pertubuhan nasional. Artinya, wilayah ini pertumbuhan ekonominya tidak tergantung kondisi ekonomi nasional, karena daerah ini tidak tergantung pada komoditas,” ungkapnya.
Karena itu, Bambang berharap, pemerintah daerah dapat menyusun strategi jangka menengah-panjang agar daerahnya tidak lagi bergantung pada sektor komoditas.
Menurutnya, jika masih harus bergantung pada sektor komoditas, maka daerah harus memastikan dapat memproduksi produk turunan dari komoditas yang dihasilkan di daerahnya.
“Kalaupun masih mau menggantungkan pada komoditas, harus ada jelas apa yang mau diolah dari komoditas tersebut. Kalau CPO (
crude palm oil
) ya pastikan ada turunan dari CPO yang diproduksi di daerah tersebut,” ujarnya. (one)