Negara yang Paling Terdampak Krisis Yunani
Selasa, 30 Juni 2015 - 12:48 WIB
Sumber :
- REUTERS/Marko Djurica
VIVA.co.id - Pasar Eropa begitu terpukul pada Senin kemarin dengan adanya penutupan kegiatan operasional perbankan Yunani, setelah negeri para dewa itu meluncur cepat menuju
default
atau gagal bayar utang dan dikhawatirkan keluar dari zona euro.
Dilansir CNN Money, Selasa 30 Juni 2015, meskipun melukai pasar, tetapi analis berpendapat jika Yunani dinyatakan default, hanya akan dampak terbatas pada sistem keuangan global.
Hal itu, melihat pengalaman pada 2010, di mana Yunani waktu itu nyaris mendapatkan default.
Sementara itu, yang terjadi saat ini, berdasarkan data Bank for International Settlements, hingga akhir 2014, bank asing hanya meminjamkan US$46 miliar kepada bank-bank Yunani. Bandingkan dengan 2010, pinjaman bank asing ke bank Yunani mencapai US$300 miliar.
Selain itu, pada krisis Yunani saat ini, tidak ada bank tunggal yang memegang bagian paling besar pada utang Yunani, sehingga tidak ada satu kreditur pun yang akan merasakan dampak terbesar seandainya bank-bank Yunani runtuh.
Adapun, negara yang paling terkena dampak dari krisis Yunani, adalah bank-bank di Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris.
Seperti diketahui, Jerman memimpin pemberian utang ke Yunani hingga mencapai US$13,2 miliar, sedangkan bank-bank AS dan Inggris sekitar US$12 miliar.
Sementara itu, sebagian besar investor internasional sudah lama menjauhi Yunani sebagai tempat untuk berinvestasi.
Kemarin, Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, memilih untuk menyerahkan keputusan terkait penyelesaian krisis ini kepada masyarakat melalui perwakilannya di parlemen, dengan cara referendum, atau pemungutan suara.
Pilihannya, apakah menyetujui pemotongan anggaran gaji, pensiun, dan penghematan anggaran, serta kanaikan pajak yang diusulkan oleh kreditur.
Pilihan kedua, seluruh rakyat Yunani menanggung segala konsekuensi dan risiko kebangkrutan dari gagal bayar utang sebesar US$1,77 miliar kepada Dana Moneter Internasional (IMF), salah satunya didepak dari zona Uni Eropa
Baca Juga :
Hal itu, melihat pengalaman pada 2010, di mana Yunani waktu itu nyaris mendapatkan default.
Sementara itu, yang terjadi saat ini, berdasarkan data Bank for International Settlements, hingga akhir 2014, bank asing hanya meminjamkan US$46 miliar kepada bank-bank Yunani. Bandingkan dengan 2010, pinjaman bank asing ke bank Yunani mencapai US$300 miliar.
Selain itu, pada krisis Yunani saat ini, tidak ada bank tunggal yang memegang bagian paling besar pada utang Yunani, sehingga tidak ada satu kreditur pun yang akan merasakan dampak terbesar seandainya bank-bank Yunani runtuh.
Adapun, negara yang paling terkena dampak dari krisis Yunani, adalah bank-bank di Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris.
Seperti diketahui, Jerman memimpin pemberian utang ke Yunani hingga mencapai US$13,2 miliar, sedangkan bank-bank AS dan Inggris sekitar US$12 miliar.
Sementara itu, sebagian besar investor internasional sudah lama menjauhi Yunani sebagai tempat untuk berinvestasi.
Kemarin, Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, memilih untuk menyerahkan keputusan terkait penyelesaian krisis ini kepada masyarakat melalui perwakilannya di parlemen, dengan cara referendum, atau pemungutan suara.
Pilihannya, apakah menyetujui pemotongan anggaran gaji, pensiun, dan penghematan anggaran, serta kanaikan pajak yang diusulkan oleh kreditur.
Pilihan kedua, seluruh rakyat Yunani menanggung segala konsekuensi dan risiko kebangkrutan dari gagal bayar utang sebesar US$1,77 miliar kepada Dana Moneter Internasional (IMF), salah satunya didepak dari zona Uni Eropa