Ini Penyebab Gunung Sinabung Erupsi Kembali
- ANTARA FOTO/Rony Muharrman
VIVA.co.id - Selama ini, Gunung Sinabung dianggap sebagai gunung berapi yang tak aktif. Sampai akhirnya erupsi pertama terjadi pada 2010. Erupsi kemudian berlanjut pada 15 September 2013 dan terus berlangsung hingga hari ini.
Gunung berapi tidak aktif menjadi 'hidup' kembali bukan hal yang mudah untuk dipahami oleh para ilmuwan. Namun, sebuah paper yang berjudul Solid Earth mengungkap, jika gempa dahsyat yang terjadi sebanyak tiga kali di Sumatera, bisa menjadi penyebab terbangunnya Gunung Sinabung dari tidur. Paper ini ditulis oleh ilmuwan bernama Matteo Lupi dan Stephen Miller.
Menurut Lupi, Gunung Sinabung merupakan salah satu dari banyak gunung berapi yang berada di wilayah subduksi Sumater di Laut India. Wilayah ini merupakan bagian dari Cincin Api, sebuah lokasi geologi yang sangat aktif. Kaldera di Danau Toba, yang terletak 40 kilometer dari tenggara Gunung Sinabung, merupakan lokasi dari erupsi supervulkanik di bumi, yang terjadi 75.000 tahun lalu.
"Tiga gempa bumi dahsyat yang pernah terjadi di wilayah Sumatera antara 2005 sampai 2007, kemungkinan besar memicu aktivitas vulkanik di Gunung Sinabung. Ketiga gempa itu di antaranya gempa di 2005 dengan magnitude 8,8 skala richter, gempa 2007 dengan 7,9 SR, dan gempa lain di tahun yang sama dengan magnitude 8,4 SR," ujar Lupi seperti dikutip dari EarthSky.org, Kamis, 25 Juni 2015.
Namun, dikatakan Lupi, justru gempa berkekuatan 9,2 SR yang terjadi pada Desember 2004 tidak termasuk sebagai pemicu karena ini terjadi di lokasi sebelah utara lengkung vulkanik.
Dipaparkan Miller dalam paper itu, jenis gempa dengan subduksi besar bisa mengaktifkan kembali lengkung vulkanik karena mampu mengubah jenis dan jumlah tekanan tektonik di dasar. Saat tekanan kompresi yang dikeluarkan setelah subduksi gempa dapat menyebabkan serangan dan pergeseran gerakan, serta tekanan tektonik lainnya. Pergerakan itu, pada gilirannya, bisa membuka saluran magma yang baru untuk mengalir dan meningkatkan kemampuan seluruh sistem vulkanik. Ini juga bisa menyebabkan perubahan tekanan pori yang membuat magma meletus.
"Bangkitnya kembali aktivitas vulkanik di gunung yang tidak aktif bukanlah sebuah hal yang baru. Charles Darwin pernah mendokumentasikan aktivitas vulkanik di Chile setelah terjadi gempa Conception dengan kekuatan 8,5 SR pada 1835. Darwin mempublikasikan temuannya ini pada 1840," ujar Miller.
(mus)