Rusia Ingin Bongkar Kebenaran Pendaratan AS di Bulan

Sumber :
  • www.theindependent.co.uk

VIVA.co.id - Hubungan Rusia dan Amerika Serikat dalam kerjasama bidang antariksa tengah mendapat ujian. Negeri Beruang Merah itu mendesak penyelidikan atas kebenaran misi antariksa Amerika serikat yang mendaratkan manusia pertama kali di bulan pada 1969 sampai 1972.

Desakan itu disampaikan oleh Vladimir Markin, juru bicara Komite Investigasi Rusia, dikutip The Independent, Kamis 18 Juni 2015. Markin ingin menguji apakah misi pendaratan astronaut AS di bulan benar-benar terjadi atau hanya rekayasa saja.

Dia mendukung pencarian hilangnya rekaman asli dari pendaratan di bulan serta akan mencari keberadaan batuan bulan yang telah di bawah ke bumi selama beberapa misi.

"Kami tak menentang bahwa mereka tak terbang (ke bulan) dan hanya membuat film tentang itu. Tapi ini semua artefak ilmiah adalah bagian dari warisan kemanusiaan. Dan hilangnya artefak tanpa jejak adalah kerugian kita bersama. Sebuah penyelidikan akan mengungkapkan apa yang terjadi," tulis Markin dalam kolom koran lokal Izvestia yang dikutip Moskow Times.

Perdebatan tentang pro kontra AS pernah mendaratkan misinya di bulan makin mengkhawatirkan bagi Badan Antariksa AS (NASA).

Menurut Reuters, pada 2009, NASA mengakui telah menghapus rekaman video asli pendaratan pertama kali di bulan dengan alasan untuk menghemat uang. Tapi NASA berdalih telah menyalin rekaman pendaratan dari sumber lain yaitu CBN News.

NASA mengakui karena upaya pemulihan rekaman itu, kualitas bagus rekaman yang didapatkan pada dokumen asli telah hilang.

Pada masa lalu, badan pemerintah AS itu juga telah menegaskan keunikan tanah dan batuan bulan.

"Mereka itu (batuan dan tanah) berbeda dengan batuan bumi dalam banyak hal detail," ujar David McKay, Kepala Ilmuwan Eksplorasi dan Ilmu Planet Johnson Space Center NASA dalam situs NASA pada 2001.

Diketahui juga saat iini sebagian besar material dari pendaratan bulan telah disimpan di Johnson Space Center NASA.

Efek kasus FIFA

Soal alasan Markin mengungkit misi yang sudah lama terjadi beberapa dekade lalu, usut punya usut ternyata pejabat Rusia itu mengaku kesal dengan tingkah AS dalam kasus korupsi dan penangkapan sembilan pejabat FIFA pada awal Juni ini. Sebab, kasus korupsi elite FIFA itu kemudian melebar ke perdebatan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018.

"Jaksa AS telah menyatakan diri arbriter tertinggi urusan sepakbola internasional," tulis dia.

Tersinggung oleh langkah penegak hukum AS itu, Markin kemudian mengusulkan peneliti internasional untuk bisa menginvestigasi beberapa 'dosa masa lalu' AS, termasuk soal misi pendaratan pertama di bulan.