Studi: Moyang Manusia Migrasi Lewat Mesir Bukan Ethiopia

Ilustrasi manusia kuno yang sedang menyantap bir
Sumber :
  • dailymail.co.uk

VIVA.co.id - Peneliti menemukan hal baru dalam melacak asal usul migrasi manusia modern.

Tim peneliti Inggris menemukan, manusia modern pertama kali keluar dari Afrika melalui Mesir, bukan lewat Ethiopia sebagaimana hasil studi terbaru. Kesimpulan itu muncul setelah peneliti mengumpulkan informasi dan mempelajari DNA 100 orang Mesir dan 25 individu dari populasi Ethiopia.

Dikutip dari Christian Science Monitor, Jumat, 29 Mei 2015, diketahui selama ini teori yang membahas menyebarnya manusia modern ke penjuru dunia, yaitu teori out of Africa. Teori tersebut selama ini diyakini secara luas sebagai model perpindahan manusia modern dari daratan Afrika menuju Eurasia.

Para ahli paleoantropologi memperkirakan perpindahan manusia modern itu terjadi pada 125 ribu dari 60 ribu tahun lalu. Tapi, peneliti masih berdebat soal apakah perpindahan itu terjadi dalam satu gelombang atau beberapa gelombang.

Hasil studi menemukan ada petunjuk manusia modern melewati Mesir dibanding Ethiopia. Peneliti mengatakan, jika memang manusia modern melewati Ethiopia, seharusnya sampel orang Ethiopia yang diuji secara genetik sama dengan Eurasia dibanding mirip dengan Mesir. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan genetik sampel tersebut lebih condong ke orang Mesir.

"Dalam penelitian ini, kami menghasilkan hasil data genom komprehensif pertama yang tak bias dari Afrika Utara. Setelah mengendalikan migrasi yang teranyar, kesamaan genetik lebih tinggi antara Mesir dan Eurasia di antara Ethiopia dan Eurasia," ujar Luca Pagani, tim peneliti dari Universitas Cambridge, dalam rilisnya.

Dengan temuan itu, peneliti yakin, manusia modern sangat besar kemungkinannya mengambil rute utara Afrika, yaitu melewati Mesir. "Konsekuensi paling menarik dari hasil ini yaitu harus diungkap episode  evolusi masa lalu semua orang Eurasia, karena itu berpotensi meningkatkan pengetahuan miliaran orang pada sejarah biologi mendapalm mereka," ujar Pagani.

Studi ini telah diterbirkan dalam jurnal American Journal of Human Genetics.

(mus)