Ilmuwan: Manusia Punya Sifat Jahat Sejak Zaman Purba
Kamis, 28 Mei 2015 - 11:08 WIB
Sumber :
- iStock
VIVA.co.id - Fosil manusia yang ditemukan di gua Spanyol bagian Utara, memperkuat bukti bahwa manusia memang memiliki sifat jahat sejak zaman purba. Sisa tulang belulang manusia menunjukkan jika kekerasan yang mematikan dalam peradaban manusia terjadi sejak 430 ribu tahun lalu.
Dilansir melalui BBC
, Kamis 28 Mei 2015, peneliti memeriksa salah satu tengkorak manusia dari situs bernama Pit of Bones. Di dalam situs itu terdapat sisa tengkorang milik 28 individu purba. Dalam penemuannya disimpulkan bahwa dua bentuk patahan tulang pada tengkorak tersebut, karena adanya pukulan bertubi-tubi, bahkan menyiratkan niat lawannya untuk membunuh.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal PLOS One ini juga menemukan petunjuk mengapa para manusia ini berada di gua. Ilmuwan yakin, jika temuan kekerasan merupakan bagian intrinsik dari budaya manusia yang paling awal.
Tim periset yang terdiri dari berbagai negara ini meneliti tengkorak, craniun 17, menggunakan teknik pencitraan medis yang modern. Rekonstruksi virtual menunjukkan bahwa retakan, atau patah tulang yang dialami manusia purba ini terjadi akibat dari pukulan benda yang sama.
"Kekerasan merupakan budaya manusia sejak lama. Jika kita bisa meneliti lebih dalam, kita akan terkejut bahwa memang kejahatan telah menjadi bagian dari hidup manusia sejak awal nenek moyang hidup," ujar Prof. Debra Martin, antropolog dari University of Nevada.
Situs ini, gua yang dalam bahasa Spanyol dinamakan Sima de los Huesos, telah menjadi objek penelitian para ilmuwan selama lebih dari tiga dekade. Di 2013, peneliti menemukan bahwa hasil ekstraksi DNA dari tulang belulang itu menunjukkan bahwa penghuni gua merupakan salah satu keturunan awal Neanderthal. (asp)
Dilansir melalui BBC
Temuan yang dipublikasikan di jurnal PLOS One ini juga menemukan petunjuk mengapa para manusia ini berada di gua. Ilmuwan yakin, jika temuan kekerasan merupakan bagian intrinsik dari budaya manusia yang paling awal.
Tim periset yang terdiri dari berbagai negara ini meneliti tengkorak, craniun 17, menggunakan teknik pencitraan medis yang modern. Rekonstruksi virtual menunjukkan bahwa retakan, atau patah tulang yang dialami manusia purba ini terjadi akibat dari pukulan benda yang sama.
"Kekerasan merupakan budaya manusia sejak lama. Jika kita bisa meneliti lebih dalam, kita akan terkejut bahwa memang kejahatan telah menjadi bagian dari hidup manusia sejak awal nenek moyang hidup," ujar Prof. Debra Martin, antropolog dari University of Nevada.
Situs ini, gua yang dalam bahasa Spanyol dinamakan Sima de los Huesos, telah menjadi objek penelitian para ilmuwan selama lebih dari tiga dekade. Di 2013, peneliti menemukan bahwa hasil ekstraksi DNA dari tulang belulang itu menunjukkan bahwa penghuni gua merupakan salah satu keturunan awal Neanderthal. (asp)