Dolar Naik, Harga Ponsel Sony Akan Melambung Tinggi?

Logo Sony Corp
Sumber :
  • REUTERS/Toru Hanai
VIVA.co.id
- Produsen ponsel pintar Jepang, Sony, tengah gundah menyusul fluktuasi valuta asing yang menaikkan nilai tukar dolar secara tajam terhadap mata uang yen. Kondisi itu menjadi ancaman potensial bagi bisnis
mobile
Sony.


Chief Executive Officer
(CEO) dan Presiden Sony Mobile Communications Amerika Serikat, Hiroki Totoki, menjelaskan melambungnya harga dolar menyebabkan masalah bagi bisnis
mobile
Sony, termasuk dalam pembengkakan bahan baku dan suku cadang.


"Kami mengawasi penguatan dolar saat ini. Dari dampak nilai tukar ini, kami ingin membatasi kerugian dengan harga dan biaya operasional yang lebih rendah,," ujar Totoki dikutip
Reuters,
Rabu 27 Mei 2015.


Ditambahkan dia, untuk menyesuaikan lonjakan dolar itu, perusahaannya akan mempertimbangkan perubahan harga, atau mengubah portofolio produk. Namun, entah apakah perubahan harga yang dimaksud akan membuat harga produk ponsel pintar makin melonjak, atau tidak.


Kondisi lonjakan dolar itu makin menguji rencana Totoki yang berambisi bisa mencetak tren positif divisinya pada kuartal pertama tahun depan.


Di depan para investor, Totoki sudah bersumpah akan mengubah unit pimpinanya tetap meraup untung pada Maret 2016, meski ada tantangan tersebut.


Reuters
menyebutkan, setelah bertahun-tahun mengalami kerugian, Sony diharapkan mencetak laba bersih US$1,14 miliar pada tahun ini.


Untuk tahun ini, bisnis
mobile
Sony diharapkan hanya kehilangan biaya operasional sebesar 39 miliar yen dan diperkirakan perusahaan secara keseluruhan akan meraup laba operasi 320 miliar yen.


Selama ini, bisnis Sony, terutama pada produk ponsel pintar dan televisi mendapat hadangan dari pesaing besar seperti Apple, Samsung, serta perusahan Asia lainnya. (asp)