Ini Kodok Sulawesi Spesies Baru yang Melahirkan

Kodok Sulawesi
Sumber :
  • BBC/Jim McGuire
VIVA.co.id - Kodok ini diberi nama ilmiah Limnonectes larvaepartus. Ditemukan di perairan Sulawesi oleh zoologis dari Indonesia dan luar negeri.

Salah satu penemu kodok ini adalah ahli biologi ITB, Profesor Djoko Iskandar. Dia menemukan kodok ini pertama kali pada 1990 dan dinamai seperti itu, Keluarga Limnonectes merupakan jenis kodok bertaring. Bukan karena mereka memiliki gigi taring tapi adanya rahang kembar di bagian bawah yang cukup tajam sehingga kerap digunakan sebagai senjata melindungi diri.

Yang menjadikannya sebagai spesies baru bukanlah karena sebutan kodok bertaring, melainkan karena sistem reproduksinya yang tidak mirip dengan kodok lainnya. Ini merupakan kodok pertama yang berhasil melahirkan berudu secara mandiri.

"Kebanyakan kodok bertelur namun melahirkan berudu secara langsung merupakan hal yang baru bagi ilmu pengetahuan," ujar Dr. Jim McHuire dari University of California, Berkeley, seperti dikutip dari BBC, Jumat 22 Mei 2015.

McGuire mengisahkan, saat dirinya pertama kali melakukan penelitian lanjutan atas kodok ini, dia mengira di tangannya adalah kodok jantan. Tak lama berada di tangannya, kodok itu menunjukkan bahwa dia adalah betina. Hal ini ditunjukkan dengan aksi kodok betina itu yang melahirkan berudu atau kecebong di tangannya.

Saat ini ada 6.000 spesies kodok di Indonesia yang menggunakan fertilisasi eksternal. Biasanya mereka bertelur saat kawin, sedangkan si jantan membuahi mereka dengan sperma. Ilmuwan percaya jika banyak terjadi modifikasi aneh dari standar kawin kodok.

"Kodok baru ini hanyalah satu di antara 10 sampai 12 spesies yang mengalami evolusi fertilisasi internal. Mereka juga satu-satunya spesies yang melahirkan berudu, sebagai kebalikan dari proses kelahiran anak kodok atau meletakkan telur-telur untuk dibuahi.

"Bagaimana kodok jantan itu berhasil membuahi telur dalam kodok betina, hal ini masih menjadi misteri. Pasalnya, kaya McGuire, kodok tidak memiliki organ seksual tradisional untuk mentransfer sperma," kata McGuire, yang penelitiannya telah masuk di jurnal PLOS One.

McGuire maupun Djoko percaya jika ada sekitar 25 spesies kodok Limnonectes. Bahkan menurut ahli hewan dari London, Ben Tapley, ada sekitar 40 jenis mode amfibi seperti ini. Namun kodok sulawesi ini benar-benar dianggap paling unik.