Begini Skenario Misi Senggol Asteroid
Selasa, 19 Mei 2015 - 10:20 WIB
Sumber :
- Reuters/NASA/JPL-Caltech/Handout
VIVA.co.id - Guna melindungi bumi dari ancaman asteroid, badan antariksa negara di dunia gencar mengembangkan cara untuk menangkal serangan tersebut.
Sebab, jika tak ada upaya serius, bumi bisa terancam luluh lantak dengan beragam serangan batu antariksa tersebut.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) sudah menyiapkan misi untuk menangkal asteroid pada 2022 mendatang. Kedua badan antariksa negara maju itu bahu membahu dalam sebuah misi yang dinamakan Asteroid Impact and Deflection Assessment (AIDA).
Baca Juga :
Sebab, jika tak ada upaya serius, bumi bisa terancam luluh lantak dengan beragam serangan batu antariksa tersebut.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) sudah menyiapkan misi untuk menangkal asteroid pada 2022 mendatang. Kedua badan antariksa negara maju itu bahu membahu dalam sebuah misi yang dinamakan Asteroid Impact and Deflection Assessment (AIDA).
Misi ini merupakan upaya internasional pertama di dunia untuk melindungi bumi atas kemungkinan serangan asteroid.
Dikutip
Space,
Selasa 19 Mei 2015, misi ini bertujuan untuk membelokkan arah batu antariksa sehingga tak menabrak bumi.
ESA dan NASA akan berbagi tugas dalam misi ini. ESA akan meluncurkan misi Asteroid Impact Mission (AIM) pada Maret 2020. Pesawat AIM akan menuju sistem asteroid kembar yang terdiri dari dua asteroid yaitu asteroid Didymos dengan ukuran 800 meter dan 'bulan' asteroid dengan ukuran 170 meter. Peneliti menyebut kedua asteroid ini disebut Didymoon.
Pesawat AIM akan mengamati dan mempelajari Didymoon dan juga menempatkan sebuah pendarat di objek ini.
Sedangkan NASA, kata pejabat NASA, kebagian tugas mempelajari desain Double Asteroid Redirection Test (DART) sesudah misi ESA.
Pesawat DART bertugas meluncur ke sistem asteroid dengan kecepatan 21.600 Km per jam dan kemudian akan menghantam Didymoon. Misi DART akan diluncurkan pada 2022.
"AIM akan mengawasi secara dekat hantaman DART atas Didymoon," ujar Ian Carnelli, Manajer misi ESA.
Setelah itu, kata dia, pesawat AIM akan mempelajari perbandingan kondisi asteroid sebelum dan sesudah hantaman pesawat DART. Misi AIM juga akan mempelajari apakah konsekuensi dari tabrakan tersebut.
Pejabat ESAmengatakan misi AIM dan DART akan menentukan seberapa banyak kekuatan yang dibutuhkan untuk menggeser asteroid yang mengancam bumi. Misi ini sekalagus membantu astronom memahami strategi terbaik dalam sistem pertahanan planet.
"Penggeseran DART pada orbit Didymoon akan menandai upaya manusia pertama yang mengubah dinamika Tata Surya," kata Carnelli.
ESA mengatakan para ilmuwan dan insinyur akan mempresentasikan satu kemungkinan desain AIM ke Dewan Kementerian ESA pada 2016.