Ditemukan, Candi yang Lama Menghilang di Mesir

Candi di Mesir yang terlama menghilang
Sumber :
  • www.news.discovery.com
VIVA.co.id
- Kementerian Purbakala Mesir mengumumkan penemuan candi yang lama menghilang dalam sejarah arkeologi negeri tersebut. Candi tersebut ditemukan dari lokasi penggalian Gebel el Silsila, utara kota Aswan, Mesir.


Dikutip dari
Discovery News,
Senin 18 Mei 2015, penemuan candi yang hilang lama itu mengubah sejarah arkeologi Mesir yang ada selama ini.


Disebutkan, temuan candi yang terkubur lama itu sejatinya tak sengaja. Para arkeolog yang menggali situs Gebel el Silsila sejak 2012, awalnya sedang meneliti hieoglif Mesir Raja Amenhotep III dan Ramses III serta ratusan prasasti baru.


Kemudian, arkeolog malah menemukan fondasi berukuran sekitar 115 kaki dan 10 kaki. Peneliti menemukan pasangan blok beton pada bangunan candi tersebut termasuk empat tingkat lantai, pangkalan kolom, dan dinding dalam serta luar.


Maria Nilsson, arkeolog Universitas Lund, Swedia mengatakan, temuan itu juga memberikan pengetahuan baru tentang situs Gebel el Silsila. Selama ini, situs yang terletak di kedua tepi Sungai Nil antara Edfu dan Kom Ombo secara luas dikenal sebagai tambang dari Kerajaan Baru Mesir hingga era Romawi.


"Kami mengetahui sejumlah besar batu pasir bangunan candi digali di sana (Gebel el Silsila). Temuan ini mengubah sejarah situs dan menegaskan situs tak hanya tambang, tapi juga lokasi yang sakral," ujar Nilsson, yang juga menjabat direktur Gebel el Silsila Survey Project.


Nilsson mengatakan, kegiatan pemujaan di situs ini umumnya terkait dengan penyembahan kepada Sobek, "Dewa Buaya" yang menguasai perairan dan Sungai Nil. Namun, peneliti belum mengetahui secara persis kepada siapa situs itu didedikasikan.


Arkeolog menjelaskan, sisa candi terpanjang di Mesir itu menandai empat periode penguasa Mesir secara berurutan yang mencakup rentang 1500 tahun. Empat penguasa yang dimaksud yaitu Thutmosis/Hatshepsut, Amenhotep III, Ramses II hingga kekuasaan Romawi.


Pada tahapan itu juga menandai peralihan tahap materi bangunan dari batu kapur ke bahan pasir. Arkeolog mengatakan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk bisa memahami lebih dalam peran dan pentingnya candi.


"Kami berharap untuk bisa melanjutkan pekerjaan arkeologis situs ini, karena sangat miskin pelestariannya dan membutuhkan dokumentasi segera sebelum semuanya terlambat," ujar Nilsson. (art)