Kemenperin: Industri Penerbangan Nasional Makin Pesat

Industri Penerbangan
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Kementerian Perindustrian menyatakan, industri penerbangan nasional diperkirakan akan berkembang semakin pesawat dan padat di masa depan. Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) memperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada 2020.


Saat ini industri penerbangan nasional memiliki 61 maskapai penerbangan niaga, baik yang beroperasi terjadwal maupun tidak terjadwal. Populasi pesawat pada tahun 2014 sebanyak 750 pesawat dan diperkirakan akan melonjak mencapai 1030 pesawat pada 2017.   


Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, dengan pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia saat ini membuka peluang usaha pada industri jasa perawatan pesawat terbang atau MRO (
Maintenance, Repair, and Operation
) di dalam negeri.


"Karena industri penerbangan cenderung untuk tidak melakukan kegiatan perawatan pesawatnya, melainkan dengan dialihdayakan kepada  perusahaan yang bergerak di bidang MRO," ujar Putu dalam siaran persnya kepada
VIVA.co.id,
Selasa 13 Mei 2015


Di Indonesia sendiri, kata Putu, pada saat ini hanya terdapat 72 MRO yang merupakan anggota Approved Maintenance Organisation (AMO) serta Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU). Sedangkan 28 MRO lainnya adalah anggota
Indonesia Aircraft Maintenance Services Association
(IAMSA).


Kementerian Perindustrian telah menyusun program pengembangan industri kedirgantaraan dengan sasaran jangka panjang dan menengah. Sasaran jangka panjang tersebut yakni dengan mewujudkan kemandirian industri kedirgantaraan nasional.


"Upaya yang dilakukan di antaranya terus mendorong penggunaan produk dalam negeri dan peningkatan kandungan lokal untuk pengembangan industri pesawat terbang, industri komponen pesawat terbang dan industri jasa perawatan pesawat terbang," ujarnya


Putu menambahkan, untuk sasaran jangka menengah kementerian perindustrian akan mengembangkan pesawat N-219 berpenumpang kurang dari 30, mengembangkan industri komponen dan industri MRO, mengembangkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) yang befungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan produk kedirgantaraan. Serta, mengembangkan PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) sebagai pusat produksi pesawat terbang.

"Pesawat N219 merupakan proyek nasional sebagai kebanggaan bangsa Indonesia yang sangat diperlukan dalam menghubungkan daerah pedalaman yang sulit dijangkau oleh transportasi darat dan laut, seperti di wilayah Papua. Pesawat ini sangat mendukung untuk transportasi perintis," ucapnya.

Komponen-komponen pesawat yang akan digunakan pada pesawat tersebut didesain untuk dapat diproduksi oleh industri komponen di dalam negeri, sehingga Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pesawat tersebut mencapai 75 persen.


"Apalagi beberapa waktu yang lalu, industri komponen pesawat Taiwan (AIDC) dan Rolls-Royce dari Inggris telah melakukan penjajakan untuk investasi dan mengembangkan komponennya di Indonesia," kata Putu.