LIPI Temukan Enam Spesies Baru di Tambora

Letusan Tambora
Sumber :
  • http://4muda.com

VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang tergabung bersama tim Ekspedisi NKRI menemukan enam spesies baru di Gunung Tambora di Sumbawa.

Ekspedisi ini dilakukan dalam rangka eksplorasi potensi kekayaan hayati untuk memperingati 200 tahun letusan Tambora. Menariknya, beberapa temuan tersebut merupakan spesies endemik.

Memperingati 200 tahun letusan besar Tambora, LIPI telah mengirimkan tim untuk melakukan eksplorasi dengan melibatkan 48 orang, meliputi 16 orang dari LIPI, tujuh orang tim Ekspedisi NKRI, enam orang dari Kantor Seksi Konservasi Wilayah III Bima Dompu, serta masyarakat setempat.

Eksplorasi ini berhasil mengoleksi dan mendata informasi kekayaan dan potensi hayati yang ada di Tambora. Temuan yang paling menarik adalah beberapa spesies yang diyakini merupakan spesies baru, khususnya dari kelompok fauna, dan pertama kali ditemukan di Gunung Tambora.

"Sedikitnya ada enam spesies baru terdiri dari dua spesies cicak (reptil), dua spesies kupu-kupu malam dan dua spesies kalacemeti, serta opiliones," ujar Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Enny Sudarmonowati dalam rilis yang diterima VIVA.co.id, Senin 11 Mei 2015.

Menurutnya, temuan ini akan memberikan kontribusi pada pengetahuan keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya Gunung Tambora.

Peneliti Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI, Cahyo Rahmadi yang juga ketua tim LIPI dalam ekspedisi tersebut menambahkan, beberapa spesies yang ditemukan merupakan spesies endemik Nusa Tenggara Barat.

"Spesies endemik yang ditemukan yaitu satu spesies kelelawar, enam spesies burung endemik Nusa Tenggara Barat dan beberapa spesies baru diyakini merupakan spesies yang sebarannya sangat terbatas," katanya.

Cahyo menuturkan, untuk kondisi hutan di jalur pendakian Kawinda Toi masih sangat alami. Kondisi kekayaan spesies flora dalam setengah hektar mencapai 22 spesies, dan Elaeocarpus batudulangi merupakan spesies endemik dari kelompok flora.

Sementara pohon di kawasan hutan tersebut memiliki karakteristik sebagian besar daunnya telah menguning dan kemudian gugur yang merupakan ciri umum hutan daerah kering.

Eksplorasi ini berhasil mengkoleksi dan mendata informasi kekayaan dan potensi hayati yang ada di Tambora. Adapun spesies yang banyak dijumpai sepanjang jalur pendakian Kawinda Toi, yaitu Duabanga moluccana Blume, Engelhardia spicata Lech. ex Blume, Acronychia trifoliata Zoll dan Syzigium spp.

Tim juga berhasil mencatat 46 spesies burung di mana tiga spesies merupakan burung migran, 21 spesies reptil dan empat spesies amfibi dari berbagi marga.

"Jumlah spesies ini dapat bertambah setelah dilakukan kajian lebih mendalam untuk mengenali setiap spesies yang dikoleksi," ujar Cahyo.

Sementara itu, untuk kelompok mamalia sedikitnya ditemukan 10 spesies terdiri tiga spesies kelelawar, tiga spesies tikus, satu spesies primata, satu spesies musang dan beberapa mamalia lain seperti babi dan rusa yang banyak ditemukan melintas di jalan.

Pada kelompok kerabat kalajengking, kalacemeti dan laba-laba ditemukan sedikitnya 10 spesies dengan rincian satu spesies kalajengking, satu spesies kalacemeti, satu spesies kalacuka, tiga spesies opiliones dan lebih dari empat spesies laba-laba.

"Keanekaragaman kalajengking maupun laba-laba relatif rendah dengan kondisi hutan yang masih sangat bagus seperti di jalur pendakian Kawinda Toi," kata Cahyo.

Untuk kelompok serangga seperti kupu-kupu malam tercatat sedikitnya 230 spesies dari ketinggian 100 mdpl dan 500 mdpl. Sementara pada kelompok Tawon sedikitnya ditemukan 27 spesies, dan dua spesies lebah madu yang sangat potensial nilai ekonominya.