Akankah Gunung Tambora Meletus Kembali?

Pesona Gunung Tambora
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Tepat dua abad yang lalu, Gunung Tambora meletus dengan dahsyat. Letusan gunung di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu mengguncang daratan Eropa dan dunia.

Disampaikan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain, letusan gunung ini mengakibatkan iklim global ikut terpengaruhi.

"Tahun 1815 atau tepat 200 tahun, Tambora menjadi sebuah kenangan dunia yang tak terlupakan. Pada saat itu, Tambora meletus, yang menyebabkan perubahan drastis, temperatur suhu turun 2 derajat," ujar Iskandar di Gedung Sasana Widya Sarwono, LIPI, Jakarta, Rabu, 15 April 2015.

Meski telah memberikan "kenangan" kepada dunia, Iskandar mengatakan Gunung Tambora tak akan mengeluarkan letusan dahsyat kembali, seperti yang terjadi pada 1815.

"Kami melihat bahwa Tambora ini belum terlihat tanda peluang untuk meletus lagi. Kami tidak memiliki datanya, mungkin (lembaga) vulkanologi mempunyai informasi lebih detailnya," kata dia.

Diungkapkannya, selain Tambora, letusan dahsyat lain yang pernah terjadi yaitu saat Gunung Krakatau meletus pada 1883. Saat itu, sebagian "tubuh" gunung tersebut luluh lantah.

"Akibat letusan Krakatau itu membentuk kaldera di bawah Selat Sunda kedalaman 250 meter dan juga membentuk gunung baru di tempat tersebut, yang kita kenal Gunung Anak Krakatau," tuturnya.

Iskandar menjelaskan, letusan gunung selalu mengeluarkan komposisi kimia tersendiri, sehingga lingkungan yang ada di sekitarnya memiliki spesies tersendiri, dibandingkan di tempat lain.

Ekspedisi Tambora

Maka dari itu, LIPI melakukan ekspedisi ke Gunung Tambora dan Pulau Enggano tahun ini. Penelitian kedua tempat itu diberi nama, Tim Ekspedisi Bioresources Indonesia. Ekspedisi tersebut dibagi ke dalam dua tim, yakni Tim Eksplorasi Enggano dan Tim Ekspedisi NKRI Nusa Tenggara. Kedua tim ini, direncanakan memulai ekspedisinya esok hari.

Dijadwalkan, dua tim ekspedisi LIPI ini dalam melakukan penelitian jangka waktunya berbeda. Tim Eksplorasi Enggano yang diiisi 50 orang terdiri atas 46 orang peneliti kebumian dan empat orang dokumentasi. Tim ini akan menjelajah Pulau Enggano selama 20 hari dengan menelan biaya sekitar Rp500-700 juta.

Sementara itu, untuk Tim Ekspedisi NKRI Nusa Tenggara akan diisi oleh 16 orang, terdiri atas tujuh peneliti fauna, tujuh peneliti flora, dan dua peneliti mikroba. Tim ini akan menyisir Gunung Tambora selama 11 hari, dengan menganggarkan dana sekitar Rp300 juta. (art)

![vivamore="
Baca Juga :"]
[/vivamore]