Berteriak 'Owh' Bisa Menahan Rasa Sakit
Selasa, 3 Februari 2015 - 06:30 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Ketika seseorang terluka merupakan hal yang lumrah jika ia menangis atau berteriak kesakitan. Ilmuwan menemukan ternyata berteriak 'owh' mampu menahan diri dari sakit.
Berteriak 'owh', diklaim para ilmuwan bisa memengaruhi otak untuk menerima sinyal kesakitan. Temuan terbaru menunjukkan kalau berteriak kesakitan bisa mengalihkan otak untuk menghindari rasa sakit.
"Ini merupakan suara yang sangat sederhana, yang membutuhkan sedikit kendali artikulasi dan memaksimalkan volume suara. Penggunaannya sangat mudah dan secara efektif mengurangi sakit," ujar tim ilmuwan dari departemen psikologi dan neurobiologi, National University of Singapore, seperti dilansir melalui Daily Mail, Selasa 3 Februari 2015.
Dalam penelitiannya, pada ilmuwan melibatkan 56 partisipan. Mereka diminta untuk bertahan dalam menghadapi rasa sakit.
Tes pertama, mereka boleh berteriak 'owh' saat merasakan sakit. Tes kedua, mereka diharuskan menekan tombol jika merasakan sakit. Ketiga, mereka harus mendengar rekaman suara saat berteriak 'owh'. Keempat, mereka mendengar rekaman orang lain yang berteriak 'owh'. Kelima, mereka diminta untuk diam saja sampai tidak lagi merasakan sakit.
Hasilnya menunjukkan, para partisipan terlihat mampu bertahan lama menahan sakit ketika mereka diperbolehkan berteriak 'owh'. Rata-rata mereka bisa bertahan 30 menit, atau lima detik lebih lama ketimbang mereka harus duduk dan diam saja.
Penelitian yang telah dipublikasikan di Journal of Pain ini tidak memberikan detail bagaimana proses itu bekerja. Namun ilmuwan yakin jika pesan akan sampai ke bagian vokal dari otak untuk kemudian mempengaruhi sistem saraf untuk bisa menahan rasa sakit.
"Aksi motorik terlibat pada kedua bagian dari sekeliling sistem saraf. Otot memberikan perubahan balik ke otak sehingga dapat mempengaruhi proses munculnya rasa nyeri," tulis ilmuwan dalam jurnal itu.
Berteriak 'owh', diklaim para ilmuwan bisa memengaruhi otak untuk menerima sinyal kesakitan. Temuan terbaru menunjukkan kalau berteriak kesakitan bisa mengalihkan otak untuk menghindari rasa sakit.
"Ini merupakan suara yang sangat sederhana, yang membutuhkan sedikit kendali artikulasi dan memaksimalkan volume suara. Penggunaannya sangat mudah dan secara efektif mengurangi sakit," ujar tim ilmuwan dari departemen psikologi dan neurobiologi, National University of Singapore, seperti dilansir melalui Daily Mail, Selasa 3 Februari 2015.
Dalam penelitiannya, pada ilmuwan melibatkan 56 partisipan. Mereka diminta untuk bertahan dalam menghadapi rasa sakit.
Tes pertama, mereka boleh berteriak 'owh' saat merasakan sakit. Tes kedua, mereka diharuskan menekan tombol jika merasakan sakit. Ketiga, mereka harus mendengar rekaman suara saat berteriak 'owh'. Keempat, mereka mendengar rekaman orang lain yang berteriak 'owh'. Kelima, mereka diminta untuk diam saja sampai tidak lagi merasakan sakit.
Hasilnya menunjukkan, para partisipan terlihat mampu bertahan lama menahan sakit ketika mereka diperbolehkan berteriak 'owh'. Rata-rata mereka bisa bertahan 30 menit, atau lima detik lebih lama ketimbang mereka harus duduk dan diam saja.
Penelitian yang telah dipublikasikan di Journal of Pain ini tidak memberikan detail bagaimana proses itu bekerja. Namun ilmuwan yakin jika pesan akan sampai ke bagian vokal dari otak untuk kemudian mempengaruhi sistem saraf untuk bisa menahan rasa sakit.
"Aksi motorik terlibat pada kedua bagian dari sekeliling sistem saraf. Otot memberikan perubahan balik ke otak sehingga dapat mempengaruhi proses munculnya rasa nyeri," tulis ilmuwan dalam jurnal itu.
Baca juga: