Cara Kerja Badan Ekonomi Kreatif

solo batik carnival
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Triawan Munaf sebagai kepala Badan Ekonomi Kreatif hari ini, Senin 26 Januari 2015, di Istana Negara, Jakarta.

Badan Ekonomi Kreatif adalah badan baru yang sengaja dibentuk Jokowi untuk memajukan industri kreatif. Dengan demikian, badan ini langsung di bawah Presiden. Agar badan ini segera efektif, maka Triawan harus segera membentuk struktur badan.

Menurut Triawan, karena ini adalah badan kreatif, maka strukturnya tidak akan dibuat kaku, di mana setiap proyek akan dikerjakan secara bersama-sama oleh setiap sektor.

"Karena, dalam setiap sub sektor ada sub sektor lain yang terlibat. Enggak bisa berdiri sendiri. Kuliner harus dibantu oleh seni pertunjukan, musik, film. Jadi, harus saling mendukung semua, karena kalau terpisah-pisah ego sektoral akan menghambat," ujar dia.

Menurut dia, untuk itu sektor-sektor tersebut harus bersatu mengerjakan prioritas-prioritas program.

Pertama yang akan dia lakukan, kata Triawan, adalah mencari kantor baru dan merekrut orang. Di dalam badan itu akan ada enam deputi, yaitu deputi riset, edukasi, dan pengembangan, deputi akses permodalan, deputi infrastruktur, deputi pemasaran, deputi fasilitasi hak kekayaan intelektual (Haki), serta deputi hubungan dan pengembangan antarwilayah.

Dia mengatakan, enam deputi ini sudah dibentuk dan saat ini hanya tinggal menunggu Keputusan Presiden. Dia mengatakan, pihaknya tidak akan merekrut pegawai negeri sipil (PNS), tetapi akan memanfaatkan karyawan yang ada, sisanya akan merekrut non PNS.

Triawan mengungkapkan, sub sektornya terdiri atas aplikasi dan game developer, arsitektur desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.

Dia menambahkan, hal pertama yang akan dia kerjakan adalah mengidentifikasi dan memetakan industri kreatif mana yang akan menjadi unggulan. Untuk menentukan itu, kata dia, pihaknya harus meminta pertimbangan para praktisi dan para ahli di bidang masing-masing. Misalnya, di sektor fashion atau kuliner.

"Lalu, petakan di mana kemampuan kami untuk bisa cepat, menghasilkan pekerjaan yang berhasil. Setelah itu, harus perhatikan semua sub sektor-sub sektor," ujar dia. (art)

Baca juga: