Ragam Suvenir Pernikahan Unik 2015
Sabtu, 24 Januari 2015 - 12:43 WIB
Sumber :
- VIVA / Riska
VIVA.co.id - Saat datang ke sebuah resepsi pernikahan, benda apa yang akan menjadi kenang-kenangan dari kedua mempelai?
Ya
, jawabannya suvenir. Tidak lengkap rasanya, bila datang ke sebuah resepsi pernikahan tanpa pulang membawa suvenir. Benda ini memang bisa menjadi pengingat bahwa Anda telah menghadiri pernikahan kerabat atau sahabat.
Bentuk suvenir pun bermacam-macam. Mulai dari yang standar seperti kipas, mug, gantungan kunci, tatakan gelas, hingga yang berbentuk sendok garpu, sumpit, lilin, bahkan meteran. Diana, pemilik bisnis suvenir khusus pernikahan bernama Wedding4u mengatakan, pasangan yang datang kepadanya, kebanyakan menyukai suvenir yang wujudnya fungsional.
"Sekarang orang ingin yang lebih bisa dipakai kayak pembuka tutup botol, tempat menaruh kartu nama, sendok garpu, cermin, dan meteran," kata wanita itu kepada VIVA.co.id, di acara Gebyar Pengantin Indonesia 2015, yang digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat, 23 Januari 2015. Suvenir meteran, menurut Diana paling banyak dipesan pasangan muda. Bentuknya yang kecil, unik, dan fungsional amat menarik mata.
Selain meteran, yang tidak kalah laris adalah suvenir jenis tas kecil, seperti totebag, dompet kecil, hingga dompet kartu. Suvenir di tempatnya, dijual mulai dari harga termurah, Rp4 ribu berupa sumpit dan pulpen, atau yang sedikit lumayan banderolnya, Rp60 ribu per item, itu bagi yang ingin memesan benda khusus.
Suvenir tak biasa
Uniknya, kini kecanggihan teknologi sedikit menggeser tren suvenir di beberapa acara pernikahan. Sedikit demi sedikit, para pasangan pengantin lebih memilih selembar foto untuk menjadi suvenir. Hal itu dikatakan Genta dari Origami, penyedia jasa photo booth.
"Awalnya sih cuma untuk jadi kenang-kenangan, just for fun. Soalnya kalau datang ke pernikahan orang, tamu biasanya tidak cuma mau isi data diri dan ketemu pengantin saja. Tidak ada sensasinya, tapi kalau ada photo booth kan bisa jadi kenang-kenangan, dan itu seru," katanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, tren tersebut kian menjamur. Jika dahulu photo booth hanya menjadi suvenir pelengkap, namun semakin ke sini, banyak pasangan pengantin yang menjadikannya suvenir utama. "Sekitar 60 persen pengantin menjadikan foto sebagai pelengkap, 40 persen jadi suvenir utama," tambahnya. Harga yang dipatok Genta adalah sewa Rp4 juta per empat jam. Bagaimana, Anda tertarik?
"Sekarang orang ingin yang lebih bisa dipakai kayak pembuka tutup botol, tempat menaruh kartu nama, sendok garpu, cermin, dan meteran," kata wanita itu kepada VIVA.co.id, di acara Gebyar Pengantin Indonesia 2015, yang digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat, 23 Januari 2015. Suvenir meteran, menurut Diana paling banyak dipesan pasangan muda. Bentuknya yang kecil, unik, dan fungsional amat menarik mata.
Selain meteran, yang tidak kalah laris adalah suvenir jenis tas kecil, seperti totebag, dompet kecil, hingga dompet kartu. Suvenir di tempatnya, dijual mulai dari harga termurah, Rp4 ribu berupa sumpit dan pulpen, atau yang sedikit lumayan banderolnya, Rp60 ribu per item, itu bagi yang ingin memesan benda khusus.
Suvenir tak biasa
Uniknya, kini kecanggihan teknologi sedikit menggeser tren suvenir di beberapa acara pernikahan. Sedikit demi sedikit, para pasangan pengantin lebih memilih selembar foto untuk menjadi suvenir. Hal itu dikatakan Genta dari Origami, penyedia jasa photo booth.
"Awalnya sih cuma untuk jadi kenang-kenangan, just for fun. Soalnya kalau datang ke pernikahan orang, tamu biasanya tidak cuma mau isi data diri dan ketemu pengantin saja. Tidak ada sensasinya, tapi kalau ada photo booth kan bisa jadi kenang-kenangan, dan itu seru," katanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, tren tersebut kian menjamur. Jika dahulu photo booth hanya menjadi suvenir pelengkap, namun semakin ke sini, banyak pasangan pengantin yang menjadikannya suvenir utama. "Sekitar 60 persen pengantin menjadikan foto sebagai pelengkap, 40 persen jadi suvenir utama," tambahnya. Harga yang dipatok Genta adalah sewa Rp4 juta per empat jam. Bagaimana, Anda tertarik?