2015, PJB Brantas Bangun Tiga PLTA di Jatim

PLTA Plengan
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) terus melakukan optimalisasi kinerja dengan menambah kapasitas terpasang di berbagai pembangkit di wilayah kerjanya, termasuk di Unit Pembangkitan Brantas.

Tahun depan, ada dua Pembangkit Tenaga Air (PLTA) yang akan dioptimalkan, atau ditambah kapasitasnya dan satu PLTA baru akan segera dibangun.

Dua PLTA tersebut adalah PLTA Sutami, di kabupaten Malang. Dari kapasitas terpasang sebesar 3x35 megawatt (MW) akan ditambah sebesar 2X50 MW. Dan, PLTA Ludoyo Blitar diperbesar dari kapasitas terpasang 4,7 MW ditambah 1X9 MW.

Sementara itu, PLTA yang akan dibangun adalah PLTA Kesamben, di Blitar, dengan kapasitas 2x18 MW.

‎"Saat ini, total PLTA yang dikelola UP Brantas yang tersebar di lima kabupaten, yaitu Malang, Blitar, Tulungagung, Madiun, dan Ponorogo mencapai 13 PLTA dengan total kapasitas 291 MW. Dengan penambahan tersebut, nantinya akan ada 14 PLTA dengan total kapasitas 346 MW," kata General Manager PT PJB UP Brantas, Wisrawan Wahyu Widodo, Jumat 5 Desember 2014.

Upaya tersebut dilakukan, karena potensi air di sejumlah waduk yang dikelola UP Brantas masih cukup besar dan bisa dikembangkan. "Di Waduk Sutami misalnya, potensi air yang mengalir melalui sungai Brantas mencapai 146 meter kubik per detik," ujarnya.

Disebutkan, ada delapan waduk sebagai sumber daya untuk pengoperasian PLTA-PLTA. "Yakni, waduk di Selorejo, Wonorejo, Lodoyo, Wlingi, Sengguruh, Sutami, dan Lahor Dam," ujar Wisrawan.

Untuk menjaga ketersediaan air, peran masyarakat diperlukan, dengan ikut menjaga hutan. Karena hal paling berdampak negatif terhadap suplai air di waduk adalah penebangan hutan.

Sedimentasi, ujarnya, akan terjadi jika masyarakat melakukan pembangunan, atau perubahan pola tanam dengan menebang pohon sembarangan.

"Kondisi ini terjadi di PLTA Sengguru. Saat ini, sedimentasi mencapai 90 persen, sehingga produksi listrik di sana hanya mencapai 30 persen dari kapasitas awal sebesar 36.000 Kwh. Ini terjadi, sejak tahun 2007," katanya.


Baca juga:



(asp)