Adegan Putin dan Istri Presiden China Jadi Sorotan
Rabu, 12 November 2014 - 09:06 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVAnews - Acara makan malam para pemimpin negara ekonomi APEC memang telah berlangsung pada Senin malam, 11 November 2014 di Beijing Aquatics Centre. Namun, acara makan malam yang seharusnya berjalan layaknya agenda diplomatik lainnya berubah menjadi pergunjingan di dunia maya.
BBC edisi Senin kemarin melansir, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mencuri perhatian publik, ketika mantan Kepala Badan Intelijen KGB itu tengah duduk di samping Ibu Negara China, Peng Li Yuan. Mengetahui udara yang begitu dingin di Beijing, Putin berinisiatif menyelimuti pundak Peng.
Cek videonya di sini
Peng tersenyum, berterima kasih sambil sedikit membungkuk. Tidak berapa lama kemudian, selimut itu diberikan kepada ajudannya dan dia mengenakan jaket hitam miliknya.
Sementara, suami Peng tengah sibuk berbicara dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Adegan yang berlangsung beberapa detik itu sempat terekam dalam tayangan langsung televisi. Publik China pun langsung heboh melihat adegan tersebut.
Adegan tersebut menjadi topik perbincangan hangat di dunia maya. Terlebih, ketika makan malam itu digelar, di China tengah diperingat sebagai hari bagi kaum lajang. Ditambah status Putin saat ini sebagai duda membuat publik di China kian bersemangat membahas topik tersebut.
Salah seorang pengguna akun Weibo, Twitter versi China, bernama TuXiaonuan_sakura mengucapkan selamat kepada Putin.
"Kerja yang bagus, Paman Putin," tulis TuXiaonuan_sakura.
Sementara pengguna akun Weibo yang lain mengatakan bahwa Putin seorang lelaki sejati dan dipuja oleh banyak wanita. Komentar lainnya berbunyi nada protes karena Putin dianggap lancang telah mencuri pusat perhatian dari tuan rumah yakni Presiden Xi Jinping.
Disensor
Namun, adegan yang terekam di stasiun televisi CCTV itu rupanya disensor oleh Pemerintah China. Laman Dailymail melansir hal dikhawatirkan bisa memicu beragam opini publik karena adanya perbedaan budaya.
Baca Juga :
"China dikenal dengan kebudayaan tradisionalnya yang konservatif, khususnya ketika menyangkut interaksi pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan apa pun. Adegan Putin itu bisa saja dianggap lelucon oleh orang lain, tetapi sang pemimpin besar kemungkinan tidak menyukainya," ungkap komentator independen dan sejarahwan, Zhang Lifan.
Sementara di mata Direktur Pusat Kajian Rusia dan Asia Tengah di Institut Shanghai, Li Xin, apa yang dilakukan Putin tidak lebih dari sekedar untuk menunjukkan rasa sopan. Hal itu sama sekali tidak melewati batas aturan diplomatik.
"Itu telah menjadi sebuah tradisi di Rusia bagi seorang pria yang bermartabat untuk menghormati wanita di perhelatan publik. Dan di sebuah negara yang cuacanya dingin seperti Rusia, sangat normal bahwa seorang pria seharusnya membantu wanita untuk melepas dan memakai mantel," kata Li.
Tapi, lanjut Li, bisa saja China tidak terbiasa dengan budaya semacam itu.
Lagipula ini bukan kali pertama Putin menunjukkan keramahannya. Saat di ajang KTT G20 tahun lalu di St Petersburg, Putin juga melakukan hal serupa terhadap Kanselir Jerman, Angela Merkel.