Mahasiswa UGM Temukan Cara Pembibitan Tebu yang Lebih Efektif

Pembibitan tebu dengan teknik Bud Chips
Sumber :
  • Daru Waskita/VIVAnews
VIVAnews
- Hingga saat ini perkebunan tebu yang ada di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan gula secara nasional, sehingga langkah pembukaan keran impor gula selalu dilakukan oleh pemerintah setiap tahunnya.


Masih kurangnya produksi gula dari bahan tebu, salah satunya disebabkan pengembangan bibit tebu yang kurang efisian dan berkualitas.


Dengan kondisi itu mendorong pemikiran tiga mahasiswa muda UGM yaitu Septhian Nur Caroko (Fakultas Pertanian), Anggi Muhtar Pratama (Fakultas Kedokteran Hewan), dan Tintani Bunga Restika (Fakultas Farmasi) untuk mengembangkan metode pembibitan tebu yang lebih efisien dan berkualitas.


Metode pembibitan yang dilakukan yaitu dengan teknik Bud Chips, yang nantinya akan dihasilkan bibit tebu dalam jumlah yang lebih banyak dan menghemat penggunaan bibit saat pembibitan.


"Rendahnya produksi gula nasional yang tidak berimbang dengan tingginya konsumsi gula masyarakat Indonesia salah satunya dikarenakan rendahnya kualitas bibit tebu,” kata kata Septhian kepada
VIVAnews,
Senin 18 Agustus 2014.


Maka dari itu, Septhian dan dua rekannya mengembangkan metode Bud Chips yang dapat meningkatkan kualitas bibit tebu.


Teknik Bud Chips dilakukan dengan pengeboran di sekitar mata tunas secara melingkar dengan mengikutsertakan sebagian titik akar tumbuh.


Cara tersebut bisa menghasilkan 10-15 anakan tanaman, jumlah yang lebih banyak dibanding dengan metode konvensional yang hanya menghasilkan 8-10 anakan tanaman.


Tak hanya itu, metode Bud Chips mampu menghemat bibit hingga enam kali lipat dibanding dengan metode konvensional.

Penggunaan teknik Bud Chips hanya membutuhkan bibit 1-2 ton per hektare, sedangkan metode konvensional membutuhkan bibit hingga 6-7 ton per hektare.

“Tebu yang ditanam pun bisa berproduksi hingga 700 kuintal per hektare. Sedangkan dengan metode bagal (konvensional) hanya mencapai 650 kuintal per hektarnya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, penanaman tebu dengan metode Bud Chips ini dapat memberikan keuntungan bagi para petani.


Hal tersebut, karena dalam satu periode penanaman bibit, yaitu sekitar 3 bulan, bisa dihasilkan 50.000 bibit. Sementara, harga setiap bibitnya berada dalam kisaran Rp600.


“Artinya dalam tiga bulan omzet yang diterima bisa mencapai Rp13 juta,” terangnya.


Saat ini, metode Bud Chips sudah dilakukan di Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.


Lokasi ini dipilih karena Jawa Timur mempunyai area perkebunan tebu terbesar di Indonesia dan para petani tebu belum banyak menggunakan teknik pembibitan ini.


“Bibit ini merupakan salah satu solusi masalah swasembada gula di Indonesia yang rencananya akan dicanangkan pada tahun 2014 ini,” ungkapnya.